BAB
I
PENDAHULUAN
Kata
ulang sangat banyak digunakan dalam percakapan kita sehari-hari, dalam bahasa
Indonesia pemakaian kata ulang juga memiliki aturan tertentu. Apabila kita
salah menggunakannya maka kata atau kalimat itu akan terdengar rancu. Oleh karena
itu berhati-hatilah dalam menggunakan atau memakai kata ualang.
Kata
ulang memiliki ragam yang bermacam-macam, baik itu ditinjau dari segi bentuk,
makna atau fungsi kata ulang. Bahasa Indonesia mempunyai konsipsi sendiri
tenang kata ulang, sebab itu kita harus meneliti bentuk ulang dalam bahasa
Indonesia secermat-cermatnya mengadakan penggolongan. Kalau perlu dengan
bertolak dari struktur bahasa Indonesia itu sendiri.
Makalah ini akan menjelaskan lebih lanjut
tentang kata ualng baik itu definisi kata ulang, ciri kata ulang macam-macam
kata ulang atau pun kesalahan yang sering terjadi dalam pemakaian atau
penggunaan kata ulang.
BAB
II
KATA
ULANG
A.
Definisi
Kata Ulang
Kata ulang disebut juga
reduplikasi (dalam bahasa inggris reduplication yang berarti pengulangan).
Kata ulang dapat diartikan juga sebagai kata jadian yang dibentuk dengan
pengulangan kata atau kata yang terbentuk kerena proses reduplikasi.
B.
Ciri-ciri
Kata Ulang
Kata
ulang mempunyai ciri-ciri tertentu yaitu:
1.
Mempunyai dasar perulangan
Contoh:
kata ulang besar-besar dasar
perulangnnya adalah besar
2.
Terdiri dari dua morfen atau lebih yang
menjadikan dasar ulangannya boleh morfen dasar, boleh bentuk kompleks
(lengkap).
Contoh: meja-meja dasar pengulangannya berupa morfen dasar yaitu meja
kemerah-merahan
bentuk pengulangannya berupa bentuk kompleks (lengkap dengan imbuhannya) yaitu merah
C.
Pembagian
Kata Ulang
Kata ulang dapat
ditinjau dari dua segi,yaitu kata ulang dari segi bentuk dan dari segi fungsi
kata ulang.
1.
Ditinjau dari segi bentuk kata ulang
Dibedakan
menjadi:
a. Kata ulang utuh
atau kata ulang penuh atau kata ulang murni atau disebut juga dwilingga yang termasuk golongan kata
ulang ini ialah semua bentuk kata ulang hasil perulangan kata secara utuh, sepenuhnya.
Contoh :
·
Teman-teman
·
Negara-negara
·
Duduk-duduk
·
Lari-lari
b. Kata ulang berimbuhan
atau sering disebut juga kata ulang
bersambungan.
Yang termasuk didalamnya ialah semua
jenis perulangan kata yang salah satu unsurnya mendapatkan imbuhan, bisa awalan
(prefiks), akhiran (sufiks), sisipan (infiks), konfiks (per-an, ke-an) atau
mendapat imbuhan afiks kombinasi (di-kan, di-i, ber-kan). Contoh :
·
memukul-mukul
·
mobil-mobilan
·
tali-temali
·
perundang-undangan
·
diamat-amati
·
berdesak-desakan
c. Kata ulang berubah bunyi
atau disebut juga dwilingga saling suara.
Yang tergolong jenis kata ulang ini
ialah semua bentuk perulangan kata yang salah satu unsurnya berubah bunyinya.
Yang mengalami perubahan bunyi bisa unsure pertama kata ulang tersebut, bisa
juga unsure kedua. Perubahan bunyi pada jenis kata ulang ini, bisa bunyi vocal
yang berubah, bisda juga bunyi konsonan. Contoh:
·
Yang berubah bunyi unsur pertama : bolak-balik, colak-colek
·
Yang berubah bunyi unsur kedua : hina-dina, serba-serbi
·
Yang berubah bunyi vok al : mondar-mandir, gerak-gerik
·
Yang berubah bunyi konsonan : lauk-pauk, sayur-mayur
d. Kata ulang yang disebut dwipura,
yaitu jenis kata ulang yang mengalami perulangan hanya pada suku pertama kata
aslinya.
Proses terjadinya dwipura:
·
sama
(kata dasar), sama-sama (kata ulang
utuh/dwilingga), sesama (dwipura)
·
laki
(kata dasar), laki-laki (kata ulang
utuh/dwilingga), lelaki (dwipurwa)
Berdasarkan
contoh proses terjadinya dwipura diatas, bentuk-bentuk lain dwipura seperti: leluasa, pepohonan, dedaunan dan
lain-lain.
2.
Ditinjau dari fungsi atau makna kata
ulang
Dilihat dari jenis katanya kata ulang
dapat di kelompokkan menjjadi:
a.
Perulangan kata benda
Kata ulang yang kata dasarnya kata
benda, mengandung makna:
1.
Mengandung arti bermacam-macam
Misalnya:
biji-bijian, pohon-pohonan, tanam-tanaman
2. Mengandung
arti menyerupai atau seperti yang tersebut pada kata
dsasarnya:
Misalnya:
mobil-mobilan, langit-langit, orang-orangan
3.
Mengandung arti banyak
Misalnya:
rumah-rumah, anak-anak, ibu-ibu
b.
Perulangan kata kerja
Kata
ulang yang kata dasarnya kata kerja,
mengandung makna:
1. Suatu
pekerjaan dilakukan berkali-kali atau berulang-ulang.
Misalnya: mengetuk-ngetuk,
berteriak-teriak,memanggil-manggil
2. Menyatakan
bahwa pekerjaan sedang berlangsung atau pekerjaan itu terjadi terus- menerus.
Misalnya: mandi-mandi, berhujan-hujanan,
terkantuk-kantuk
3. Menyatakan
bermacam-macam pekerjaan.
Misalnya: masak-masakan, sulam-menyulam,
bangun-membangun
4. Menyatakan
dan pekerjaan yang dilakukan oleh dua pihak secara berbalasan.
Misalnya; bersalam-salaman,
susul-menyusul, tukar-menukar.
D.
Kerancuan
Penggunaan kata ulang
Kerancuan dapat terjadi
apabila kata ulang digunakan bersamaan dengan kata-kata seperti: banyak, beberapa, para, sangat, saling,
semua, seluruh, sekelompok, selusin dan lain-lain. Contoh: banyak
anak-anak, para ibu-ibu, semua mobil-mobil, beberapa rumah-rumah dan
sebagainya.
Pada
kata ulang utuh yang unsur jenis kata benda seperti yang di contohkan diatas,
mengandung pengertian jamak,menunjukkan jumlah yang lebih dari satu. Dalam
bahasa Indonesia, unntuk menyatakan suatu jumlah yang banyak tentang benda bisa
digunakan dengan dua cara:
1.
Mengulangi kata itu seperti: rumah-rumah,
guru-guru
2.
Menggunakan kata pendahulu yang
mengandung pengertian jamak contoh: banyak,
beberapa, segala dan lain sebagainya.
Bila dipakai kata pendahulu jamak, tak perlu lagi kata bendanya diulang hal ini
akan menimbulkan kerancuan dan penghamburn kata-kata sehingga sifatnya
pleonasti (berlebihan)
Contoh: semua-rumah
(benar)
rumah-rumah
(benar)
semua rumah-rumah (salah)
khusus untuk penggunaan
kata ulang yang menyatakan bahwa suatu pekerjaan di lakukan secara berbalasan
oleh dua belah pihak, dapat dinyatakan dengan dua cara yakni:
·
Mereka tarik-menarik hingga jatuh
Atau:
·
Mereka bertarik-tarikan hingga jatuh
Kedua macam kata ulang
yang di gunakan dalam kalimat tersebut menyatakan saling. Oleh kerena itu akan menjadi salah apabila didepan kata
ulang tersebut dibubuhkan lagi kata saling.
Sebab akan menyebabkan kerancuan kata dan penghamburan kata (pleonastis).
Contoh:
·
Mereka saling tarik-menarik sehingga
jatuh (salah)
·
Mereka saling bertarik-tarikan sehingga
jatuh (salah)
Bentuk kesalahan lain pada kata ulang
ialah, pada kata ulana yang menyatakan saling,
terkandung pengertian bahwa subjjeknya lebih dari satu, misalnya:
·
Persoalan itu kait mengait antara satu
dengan yang lain (benar)
Akan menjadi salah bila subjeknya
dijadikan kata ulang yang maksudnya untuk menyatakan jamak, bukankah bentuk
perulangan kata kerja pun sudah
menyatakan subjeknya lebih dari satu (saling). Misalnya:
·
Persoalan-persoaln itu kait-mengait
antara satu dengan yang lain (salah)
Dengan demikian, pada penggunaan kata
ulang yang meyatakan saling, tidak perlu subjeknya dijadikan kata ulang, kerena
di dalam kalimat tersebut akan mengandung sifat yang berlebihan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kata
ulang (reduplikasi) ialah kata kajian
yang dibentuk dengan pengulangan kata. Kata ulang dapat ditinjau dari dua segi
yaitu:
1.
Bentuk kata ulang, dibagi menjadi:
a)
kata ulang utuh
b)
kata ulang berimbuhan
c)
kata ulang berubah bunyi
d)
kata ulang dwipura
2. Fungsi kata ulang, dikelompokkan menjadi:
a)
perulangan kata benda
b)
perulangan kata sifat
B.
Saran
Sepenuhnya saya menyadari bahwa banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu
saya harapkan krtik dan saran dari
dosen pembimbing dan pembaca sekalian yang sifatnya membangun.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumardipura, Sutedja
dan Syofidar. 1989. Bahasa Indonesi SMP kls II. Bandung: Ganeca Exact.
Suparni. 1986. Bahasa dan
Sastra Indonesia SMA kls XII. Bandung: Ganeca Exact.
Umm~ menurutku kurang panjang. Tapi ijin copas ya, hehe
BalasHapusNtar kutambah-tambahin lagi materinya.
Thanks makalahnya :))