Daftar Blog Saya

Jumat, 27 Juli 2012

Kata Ulang


BAB I
PENDAHULUAN

Kata ulang sangat banyak digunakan dalam percakapan kita sehari-hari, dalam bahasa Indonesia pemakaian kata ulang juga memiliki aturan tertentu. Apabila kita salah menggunakannya maka kata atau kalimat itu akan terdengar rancu. Oleh karena itu berhati-hatilah dalam menggunakan atau memakai kata ualang.
Kata ulang memiliki ragam yang bermacam-macam, baik itu ditinjau dari segi bentuk, makna atau fungsi kata ulang. Bahasa Indonesia mempunyai konsipsi sendiri tenang kata ulang, sebab itu kita harus meneliti bentuk ulang dalam bahasa Indonesia secermat-cermatnya mengadakan penggolongan. Kalau perlu dengan bertolak dari struktur bahasa Indonesia itu sendiri.
 Makalah ini akan menjelaskan lebih lanjut tentang kata ualng baik itu definisi kata ulang, ciri kata ulang macam-macam kata ulang atau pun kesalahan yang sering terjadi dalam pemakaian atau penggunaan kata ulang.            






BAB II
KATA ULANG

A.      Definisi Kata Ulang
Kata ulang disebut juga reduplikasi (dalam bahasa inggris reduplication yang berarti pengulangan). Kata ulang dapat diartikan juga sebagai kata jadian yang dibentuk dengan pengulangan kata atau kata yang terbentuk kerena proses reduplikasi.
                                                            
B.       Ciri-ciri Kata Ulang
Kata ulang mempunyai ciri-ciri tertentu yaitu:
1.        Mempunyai dasar perulangan
Contoh: kata ulang besar-besar dasar perulangnnya adalah besar
2.        Terdiri dari dua morfen atau lebih yang menjadikan dasar ulangannya boleh morfen dasar, boleh bentuk kompleks (lengkap).
Contoh: meja-meja dasar pengulangannya berupa morfen dasar yaitu meja
 kemerah-merahan bentuk pengulangannya berupa bentuk kompleks (lengkap   dengan imbuhannya) yaitu merah

C.      Pembagian Kata Ulang
Kata ulang dapat ditinjau dari dua segi,yaitu kata ulang dari segi bentuk dan dari segi fungsi kata ulang.
1.         Ditinjau dari segi bentuk kata ulang
Dibedakan menjadi:
a.    Kata ulang utuh atau kata ulang penuh atau kata ulang murni atau disebut juga dwilingga yang termasuk golongan kata ulang ini ialah semua bentuk kata ulang hasil perulangan kata secara utuh, sepenuhnya. Contoh :
·           Teman-teman
·           Negara-negara
·           Duduk-duduk
·           Lari-lari
b.    Kata ulang berimbuhan atau sering disebut juga kata ulang bersambungan.
Yang termasuk didalamnya ialah semua jenis perulangan kata yang salah satu unsurnya mendapatkan imbuhan, bisa awalan (prefiks), akhiran (sufiks), sisipan (infiks), konfiks (per-an, ke-an) atau mendapat imbuhan afiks kombinasi (di-kan, di-i, ber-kan). Contoh :
·           memukul-mukul
·           mobil-mobilan
·           tali-temali
·           perundang-undangan
·           diamat-amati
·           berdesak-desakan
c.    Kata ulang berubah bunyi atau disebut juga dwilingga saling suara.
Yang tergolong jenis kata ulang ini ialah semua bentuk perulangan kata yang salah satu unsurnya berubah bunyinya. Yang mengalami perubahan bunyi bisa unsure pertama kata ulang tersebut, bisa juga unsure kedua. Perubahan bunyi pada jenis kata ulang ini, bisa bunyi vocal yang berubah, bisda juga bunyi konsonan. Contoh:
·           Yang berubah bunyi unsur pertama         : bolak-balik, colak-colek
·           Yang berubah bunyi unsur kedua                        : hina-dina, serba-serbi
·           Yang berubah bunyi vok al                      : mondar-mandir, gerak-gerik
·           Yang berubah bunyi konsonan                : lauk-pauk, sayur-mayur

d.   Kata ulang yang disebut dwipura, yaitu jenis kata ulang yang mengalami perulangan hanya pada suku pertama kata aslinya.
Proses terjadinya dwipura:
·           sama (kata dasar), sama-sama (kata ulang utuh/dwilingga), sesama (dwipura)
·           laki (kata dasar), laki-laki (kata ulang utuh/dwilingga), lelaki (dwipurwa)
Berdasarkan contoh proses terjadinya dwipura diatas, bentuk-bentuk lain dwipura seperti: leluasa, pepohonan, dedaunan dan lain-lain.

2.        Ditinjau dari fungsi atau makna kata ulang
Dilihat dari jenis katanya kata ulang dapat di kelompokkan menjjadi:
a.         Perulangan kata benda
Kata ulang yang kata dasarnya kata benda, mengandung makna:
1.    Mengandung arti bermacam-macam
Misalnya: biji-bijian, pohon-pohonan, tanam-tanaman
2.    Mengandung arti menyerupai atau seperti yang tersebut pada kata dsasarnya:
Misalnya: mobil-mobilan, langit-langit, orang-orangan
3.    Mengandung arti banyak
Misalnya: rumah-rumah, anak-anak, ibu-ibu
b.         Perulangan kata kerja
Kata ulang yang kata dasarnya   kata kerja, mengandung makna:
1.    Suatu pekerjaan dilakukan berkali-kali atau berulang-ulang.
Misalnya: mengetuk-ngetuk, berteriak-teriak,memanggil-manggil
2.    Menyatakan bahwa pekerjaan sedang berlangsung atau pekerjaan itu terjadi terus- menerus.
Misalnya: mandi-mandi, berhujan-hujanan, terkantuk-kantuk
3.    Menyatakan bermacam-macam pekerjaan.
Misalnya: masak-masakan, sulam-menyulam, bangun-membangun
4.    Menyatakan dan pekerjaan yang dilakukan oleh dua pihak secara berbalasan.
Misalnya; bersalam-salaman, susul-menyusul, tukar-menukar.


                                                                      
D.      Kerancuan Penggunaan kata ulang
Kerancuan dapat terjadi apabila kata ulang digunakan bersamaan dengan kata-kata seperti: banyak, beberapa, para, sangat, saling, semua, seluruh, sekelompok, selusin dan lain-lain. Contoh: banyak anak-anak, para ibu-ibu, semua mobil-mobil, beberapa rumah-rumah dan sebagainya.
Pada kata ulang utuh yang unsur jenis kata benda seperti yang di contohkan diatas, mengandung pengertian jamak,menunjukkan jumlah yang lebih dari satu. Dalam bahasa Indonesia, unntuk menyatakan suatu jumlah yang banyak tentang benda bisa digunakan dengan dua cara:
1.        Mengulangi kata itu seperti: rumah-rumah, guru-guru
2.        Menggunakan kata pendahulu yang mengandung pengertian jamak contoh: banyak, beberapa, segala dan lain sebagainya. Bila dipakai kata pendahulu jamak, tak perlu lagi kata bendanya diulang hal ini akan menimbulkan kerancuan dan penghamburn kata-kata sehingga sifatnya pleonasti (berlebihan)
Contoh:           semua-rumah (benar)
                                    rumah-rumah (benar)
                                    semua rumah-rumah (salah)

khusus untuk penggunaan kata ulang yang menyatakan bahwa suatu pekerjaan di lakukan secara berbalasan oleh dua belah pihak, dapat dinyatakan dengan dua cara  yakni:
·                    Mereka tarik-menarik hingga jatuh
Atau:
·                    Mereka bertarik-tarikan hingga jatuh

Kedua macam kata ulang yang di gunakan dalam kalimat tersebut menyatakan saling. Oleh kerena itu akan menjadi salah apabila didepan kata ulang tersebut dibubuhkan lagi kata saling. Sebab akan menyebabkan kerancuan kata dan penghamburan kata (pleonastis).
Contoh:
·           Mereka saling tarik-menarik sehingga jatuh (salah)
·           Mereka saling bertarik-tarikan sehingga jatuh (salah)

Bentuk kesalahan lain pada kata ulang ialah, pada kata ulana yang menyatakan saling, terkandung pengertian bahwa subjjeknya lebih dari satu, misalnya:
·           Persoalan itu kait mengait antara satu dengan yang lain (benar)

Akan menjadi salah bila subjeknya dijadikan kata ulang yang maksudnya untuk menyatakan jamak, bukankah bentuk perulangan kata kerja  pun sudah menyatakan subjeknya lebih dari satu (saling). Misalnya:
·           Persoalan-persoaln itu kait-mengait antara satu dengan yang lain (salah) 

Dengan demikian, pada penggunaan kata ulang yang meyatakan saling, tidak perlu subjeknya dijadikan kata ulang, kerena di dalam kalimat tersebut akan mengandung sifat yang berlebihan.        



BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Kata ulang  (reduplikasi) ialah kata kajian yang dibentuk dengan pengulangan kata. Kata ulang dapat ditinjau dari dua segi yaitu:
1.         Bentuk kata ulang, dibagi menjadi:
a)         kata ulang utuh
b)        kata ulang berimbuhan
c)         kata ulang berubah bunyi
d)        kata ulang dwipura
2.    Fungsi kata ulang, dikelompokkan menjadi:
a)         perulangan kata benda
b)        perulangan kata sifat
B.      Saran
Sepenuhnya saya menyadari bahwa banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu  saya harapkan krtik dan saran dari  dosen pembimbing dan pembaca sekalian yang sifatnya membangun.       
                                                   




DAFTAR PUSTAKA

Sumardipura, Sutedja dan Syofidar. 1989. Bahasa Indonesi SMP kls II. Bandung: Ganeca Exact. 
Suparni. 1986. Bahasa dan Sastra Indonesia SMA kls XII. Bandung: Ganeca Exact.



1 komentar:

  1. Umm~ menurutku kurang panjang. Tapi ijin copas ya, hehe
    Ntar kutambah-tambahin lagi materinya.
    Thanks makalahnya :))

    BalasHapus