BAB I
PENDAHULUAN
Untuk menjadikan seorang yang paripurna atau sempurna
melalui ESQ Ari Ginanjar adalah dengan melakukan 6 asas pembangunan mental. 6
asas ini merupakan pemaknaan dari iman yang merupakan bagian dari ajaran islam.
6 asas tersebut yaitu; prinsip bintang (iman kepada Allah), prinsip malaikat
(iman kepada mlaikat), prinsip kepemimpinan (iman kepada Rasul Allah), prinsip
pembelajaran (iman kepada Kitab Allah), prinsip visi kedepan (iman kepada hari
kiamat), dan prinsip keteraturan (iaman kepada qadha dan qadar).
Dalam karya tulis ini, kami akan memaparkan tentang prinsip
pembelajaran (learning principle) berdasarkan ESQ Ari Ginanjar. Prinsip
pembelajaran merupakan penjabaran kepada kitab Allah yaitu Al-Qur’an.
Al-Qur’an mengandung berbagai ilmu dan
kebenaran yang datangnya dari Allah SWT. Pesan-pesan yang terdapat di dalamnya
hendaklah kita jadikan pedoman hidup dan kita gali maknanya dengan menggunakan
ilmu pengetahuan. Banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menghimbau kita untuk
terus menuntut ilmu, terus membaca, terus berpikir dan terus menyempurnakan
segala sesuatunya. Banyak juga ayat-ayat Al-Quran yang telah terbukti
kebenarannya lewat analisa ilmu pengetahuan masa kini.
BAB II
MEMBANGUN MENTAL DENGAN PRINSIP
PEMBELAJARAN
A.
Prinsip
Pembelajaran (Learning Principle)
Asas
yang keempat ini merupakan prinsip yaitu, prinsip pembelajaran merupakan makna
penjabaran dari iman kepada kitab Allah yaitu Al-Qur’an dalam rukun iman.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses untuk memahami, menelaah, meneliti
terhadap sesuatu hal baik itu tentang kehidupan, pengalaman-pengalaman yang ada
di diri kita sendiri atupun orang lain. Yang pada intinya dapat dipetik untuk
dijadikan teladan, peringatan ataupun kesimpulan.
Dalam
ESQ Ari Ginanjar prinsip pembelajaran dijabarkan sebagai berikut:
1.
Bacalah
Kita
sebagai manusia dan hamba-Nya diharuskan untuk membaca. Untuk mengetahui
berbagai hal sehingga kita paham dan mengerti, maka harus dengan membaca.
Didalam Al-Qur’an, sudah jelas disampaikan tentang perintah membaca,yaitu dalam
surah Al-Alaq.
Membaca
merupakan proses dari dorongan suara hati yaitu dorongan sifat Allah yang Maha
Ilmu, dorongan suara hatiuntuk belajar, yang bersemayam didalam setiap jiwa
manusia. Contohnya, tidak mungkin kita bias menjawab soal-soal ketika medel
test atau final test tanpa membaca terlebih dahulu.
2.
Mencari
kebenaran
Merupakan
kegiatan berpikir dan merenung untuk mencari hakikat kebenaran. Contohnya, Nabi
Muhammad saw. sebelum diangkat menjadi rasul, beliau selalu merenung digua hira
setiap bulan Ramadhan, untuk mencari hakikat kebenaran tentang siapa pencipata
alam semesta ini.
3.
Perintah
membaca
Ketika
diturunkan wahyu Tuhan. Untuk pertama
kalinya, yang diterima oleh Nabi Muhammad saw; Jibril berkata “Iqro” (bacalah).
“Ma anna bi qori” (saya tidak dapat membaca), jawab Nabi-pertanyaan itu tidak
dijawab, kerena Allah menghendaki beliau tetap dalam keadaan ummi (buta huruf).
Perintah untuk membaca adalah perintah langsung yang diturunkan oleh Allah SWT.
Membaca adalahawal mula suatu perintah untuk mengenal dan berpikir tentang
eksestensi diri serta Tuhan sebagai pencipta. Inilah yang dimaksud dengan
membaca kedalam (inner journey).
Sedangkan
membaca keluar (outer journey), contohnya: seseorang selalu bergumul dengan
pertanyaan-pertanyaan, misalkan apa maksud dari sebuah lukisan itu? Untuk apa
lukisan itu dibuat? Dan lain sebagainya.Jika membaca “keluar atau kedalam” itu
berlanjut maka tahapan berikutnya adalah kelahiran science itu sendiri.
Apabila science di teruskan, maka
akan diketahui hukum alam atau ketetapan Tuhan, dan apabila hukum alam ini
dilanjutkan, maka yang terlihat adalah sifat Tuhan atau Asmaul Husna.
4.
Berpikirlah
Kritis
Manusia
tidak hanya diminta oleh Tuhanuntuk membaca alam fisika, tetapi juga manusia
dan hubungan sosialnya, bahkan juga tentang Penciptanya. Begitu pula dengan
ilmu-ilmu ekonomi, hukum, budaya, juga
politik. Kita pun diminta senantiasa untuk berpikir setelah membaca suatu hal.
Dan setelah membaca, maka kita diminta untuk merenung kembali serta menyadari
bahwa semua itu dadalah bagian dari ketetapan Tuhan, bukan terpisah sebagai
ilmu pengetahuansaja, semata-mata kemajuan teknologi atau material saja. Jika
manusia tidak mampu untu memperdayakan kemampun nalar (reasoning power) dalam
dirinya, maka manusia dalam keadaan “terputus” (dari mata rantai kehidupan) dan
menjadi kehilangan arah. Banyak kalangan ilmu yang begitu mempertuhankan ilmu
tanpa menyadari realitas ilmu sendiri nyata-nyata adalah ketetapan atau hokum
yang dating dari Sang Pencipat. Dengan kemampuan nalar pulalah, seseorang dapat
mencerna unsur-unsur penting yang ada pada alam ini sebagai suatu kesatuan
sunatullah.
Kita
harus memiliki prinsip yang kuat sebagai pegangan dan landasan pertama sebelum
“membaca” realitas alam dihadapan kita. Ayat yang berbunyi: “Bacalah dengan
nama Tuhanmu yangmenciptakan”, diletakkan oleh Allah SWT, pada urutan
pertamasurah Al ‘Alaq tau yang lebih dikenal denngan Iqra’. Inilah pegangan
yang harus diganggamkuat-kuat, sebelum “membaca”, artinya bahwa segala sesuatu
atau kebenaran seluruhnya adalah milik Allah. Suatu bacaan akan menimpulkan
suatu pengaruh yang sangat kuat pada diri kita. Allah selalu mengajak kita
untuk berpikir, melatih fungsi otak dan hati.
Keutamaan
manusia yang berpikir lainnya adalah ia mampu menyelamatkan dirinya juga sesamanyadari lembah kehancuran; ia pun mampu
mendorang manusia pada kemajuan peradapan.
5.
Evaluasi
dan Sempurnakan
Evaluasi berarti diperiksa, dipikirkan
dan ditelaah. Apabila kita sudah selesai membaca maka evaluasi kembali, lalu
sempurnakan apa yang menurut kita masih
kurang dan pelajarilah kembali. Setelah dievaluasi dan disempurnakan
maka kembangkan serta aplikasikan ilmu pengetahuan yang kita dapat dalam
kehidupan.
6.
Pengaruh
Materi Bacaan
Setiap
bacaan tentang kejadian, perkataan, perpuatan dan sikap orang seringkali
membekas dalam diri kita, baik sengaja atu tidak sengaja. Begitu banyak paham,
teori, atau pradigma yang ditawarkan oleh orang-orang pintar lewat buku-buku
yang ada di pasaran. Kadang ucapan ataupun pemikiran tersebut begitu
mempengaruhi alam bawah sadar kita. Apabila seseorang telah memiliki pegangan
yang kuatdalam dirinya, di mana pegangan ini dicapai melalui suatu pengembaraan
hati serta pemikiran logis, hingga mencpai titik keimananya yang stabil, maka
bacaan apa pun yang da dihadapan kita, niscaya tak akan pernahmampu
menggoyahkan prinsip kita, namun sebaliknya, justru akan lebih memperkuat serta
memperkokoh keimanan kita. Kita sangat dianjurkan untuk membaca, namun tetaplah
membaca atau mengkaji Al-Qur’an sebagai penyeimbang, agar tetap memiliki
pegangan yang kuat, dan tidak rejerumus pada pemikiran-pemikiran yang keliru.
7.
Ilmu
Pengetahuan vs Kebenaran
Terkadang
suatu kebenaran atas ilmu pengetauan sering ditutup-tutupi, untuk melindungi
kepentingan diri sendiri ataupun golongan tertentu.contohnya seperti:
kebohongan seorang menejer keuangan terhadapperusahaannya untuk menutup-nutupi
kebocoran dana atau mungkin
pejabat-pejabat tinggi Negara yang membohongi rakyat banyak tentang
keadaan Negara sebenarnya. Atau contoh kecil lainnya seorang anak mengatakan
pergi berangkat kesekolah kepada orang tuanya tetapi pada kenyataanya dia tidak
berangkat kesekolah malah pergi keloyoran
entah kemana. Kebohongan seoran anak terhadap orang tuanya tersebut
merupakan salah satu contoh kecil dalam
kehidupan kita terkait tentang ilmu pengetahuan vs kebenaran.
8.
Al-Qur’an
Sebagai Pedoman Puncak
Faktor
yang menyebabkan kegagalan manusia: kerena prinsip-prinsip hidup salah yang
dianut; prasangka-prasangka buruk yang menyesatkan; pengalaman-pengalaman hidup
yang membelenggu pikiran; kepentingan-kepentingan yang sangat subjektif,
kesalahan-kesalahan dalam menentukan prioritas, sudut-sudut pandang yang tidak
objektif, pembanding-pembanding yang menyesatkan, serta literature-literatur
yang mempengaruhinpola piker seseorang. Apabila seseorang berpegang pada
prinsip-prinsip yang salah dan pemikiran
yang tidak jernih maka kan menimbulkan
suatu tindakan yang salah pula. Yang pada akahirnya menjerumuskan manusia pada
jurang kehancuran dan kegagalan. Al-Qur’an adalah pembimbing menuju kebahagian,
memberikan prinsip dasr yang dapat dijadikan pegangan untuk mencapai
keberhasilan dan kesejahteraan bagi lahir maupun batin; ia pun memberikan
peneguhan agar manusia memiliki kepercayaan diri yang esjati dan mampu
memcerikan motivasi yang kuat dan prinsip yang teguh. Al-Qur’an juga memberikan
petunjuk serta contoh-contoh konkret dari langkah-langkah pelaksanaan yang berprinsip kepada ke Esa-an Tuhan. Semua
dijelaskan secara lengkap dan rinci.
Al-Qur’an
memberikan petunjuk serta apalikasi dari kecerdasan emosi dan spiritual atau
ESQ yang sangat sesuai dengan suara hati. Bahkan Tuhan menjelaskan secara rinci
apa saja sumber-sumber suara hati tersebut, contoh-contoh nyata pelaksanaanya.
Dalam Al-Qur’an kecerdasan emosi ini dinamakan “Akhlakul Karimah”.
Sehingga
hasil dari proses pembelajaran tersebut ialah:
1. Memiliki
kebiasaan membaca buku dan situasi dengan cermat.
2. Selalu
berpikir kritis dan mendalam
3. Selalu
mengevaluasi pemikirannya kembali
4. Bersikap
terbuka unt mengadakan penyempurnaan
5. Memiliki
pedoman yang kuat dalambelajar yaitu berpegang hanya kepada Allah.
Hasil
dari proses pembelajaran diatas merupakan sebuah pemikiran yang sesuai dengan
konteks yang harus dilakukan oleh semua orang dalam mempraktekkan iman-iman
kepada kitab-kitab Allah, sehingga kitab-kitab Allah menjadi lebih membumi di
dalam kehidupan manusia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
pemaparan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa betapa pentingnya membaaca,
bahkan perintah untuk membaca adalah perintah langsung yang diturunkan oleh
Allah SWT kepada manusia, yaitu yang terdapat pada surah Al alaq. Dengan
mempelajari prinsip pembelajaran berdasarkan ESQ Ari Ginanjar tersebut maka
seseorang akan memiliki kebiasaan membaca, selalu berpikir kritis, selalu
mengevaluasi, bersikap terbuka dan memiliki pedoman hidup yaitu Al-qur’an.
Sehingga kita akan memiliki pribadi yang disegani dan dihormati bahkan bukan
tidak mungkin dengan membaca kita menjadi orang yang sukses.
B. SARAN
Sepenuhnya
kami menyadari bahwa banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami harapkan krtik dan saran dari dosen pembimbing dan pembaca sekalian yang
sifatnya membangun.
DAFTAR PUATAKA
Agustian,
Ary Ginanjar. 2004. ESQ: Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan
spiritual. Jakarta: Penerbit Arga.
Agustin, Ary Ginanjar. 2005. ESQ: Emotional
Spiritual Quotien. Jakarta : Penerbit Arga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar