Daftar Blog Saya

Kamis, 26 Juli 2012

Membangun Mental dengan Prinsip Pembelajaran

BAB I
PENDAHULUAN
Untuk menjadikan seorang yang paripurna atau sempurna melalui ESQ Ari Ginanjar adalah dengan melakukan 6 asas pembangunan mental. 6 asas ini merupakan pemaknaan dari iman yang merupakan bagian dari ajaran islam. 6 asas tersebut yaitu; prinsip bintang (iman kepada Allah), prinsip malaikat (iman kepada mlaikat), prinsip kepemimpinan (iman kepada Rasul Allah), prinsip pembelajaran (iman kepada Kitab Allah), prinsip visi kedepan (iman kepada hari kiamat), dan prinsip keteraturan (iaman kepada qadha dan qadar).
Dalam karya tulis ini, kami akan memaparkan tentang prinsip pembelajaran (learning principle) berdasarkan ESQ Ari Ginanjar. Prinsip pembelajaran merupakan penjabaran kepada kitab Allah yaitu Al-Qur’an.
 Al-Qur’an mengandung berbagai ilmu dan kebenaran yang datangnya dari Allah SWT. Pesan-pesan yang terdapat di dalamnya hendaklah kita jadikan pedoman hidup dan kita gali maknanya dengan menggunakan ilmu pengetahuan. Banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menghimbau kita untuk terus menuntut ilmu, terus membaca, terus berpikir dan terus menyempurnakan segala sesuatunya. Banyak juga ayat-ayat Al-Quran yang telah terbukti kebenarannya lewat analisa ilmu pengetahuan masa kini.
                                                                                                                               






BAB II
MEMBANGUN MENTAL DENGAN PRINSIP PEMBELAJARAN

A.    Prinsip Pembelajaran (Learning Principle)
Asas yang keempat ini merupakan prinsip yaitu, prinsip pembelajaran merupakan makna penjabaran dari iman kepada kitab Allah yaitu Al-Qur’an dalam rukun iman. Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses untuk memahami, menelaah, meneliti terhadap sesuatu hal baik itu tentang kehidupan, pengalaman-pengalaman yang ada di diri kita sendiri atupun orang lain. Yang pada intinya dapat dipetik untuk dijadikan teladan, peringatan ataupun kesimpulan.
Dalam ESQ Ari Ginanjar prinsip pembelajaran dijabarkan sebagai berikut:
1.    Bacalah
Kita sebagai manusia dan hamba-Nya diharuskan untuk membaca. Untuk mengetahui berbagai hal sehingga kita paham dan mengerti, maka harus dengan membaca. Didalam Al-Qur’an, sudah jelas disampaikan tentang perintah membaca,yaitu dalam surah Al-Alaq.
Membaca merupakan proses dari dorongan suara hati yaitu dorongan sifat Allah yang Maha Ilmu, dorongan suara hatiuntuk belajar, yang bersemayam didalam setiap jiwa manusia. Contohnya, tidak mungkin kita bias menjawab soal-soal ketika medel test atau final test tanpa membaca terlebih dahulu.
2.    Mencari kebenaran
Merupakan kegiatan berpikir dan merenung untuk mencari hakikat kebenaran. Contohnya, Nabi Muhammad saw. sebelum diangkat menjadi rasul, beliau selalu merenung digua hira setiap bulan Ramadhan, untuk mencari hakikat kebenaran tentang siapa pencipata alam semesta ini.


3.    Perintah membaca
Ketika diturunkan wahyu Tuhan. Untuk  pertama kalinya, yang diterima oleh Nabi Muhammad saw; Jibril berkata “Iqro” (bacalah). “Ma anna bi qori” (saya tidak dapat membaca), jawab Nabi-pertanyaan itu tidak dijawab, kerena Allah menghendaki beliau tetap dalam keadaan ummi (buta huruf). Perintah untuk membaca adalah perintah langsung yang diturunkan oleh Allah SWT. Membaca adalahawal mula suatu perintah untuk mengenal dan berpikir tentang eksestensi diri serta Tuhan sebagai pencipta. Inilah yang dimaksud dengan membaca kedalam (inner journey).
Sedangkan membaca keluar (outer journey), contohnya: seseorang selalu bergumul dengan pertanyaan-pertanyaan, misalkan apa maksud dari sebuah lukisan itu? Untuk apa lukisan itu dibuat? Dan lain sebagainya.Jika membaca “keluar atau kedalam” itu berlanjut maka tahapan berikutnya adalah kelahiran science itu sendiri. Apabila science di teruskan, maka akan diketahui hukum alam atau ketetapan Tuhan, dan apabila hukum alam ini dilanjutkan, maka yang terlihat adalah sifat Tuhan atau Asmaul Husna.
4.    Berpikirlah Kritis
Manusia tidak hanya diminta oleh Tuhanuntuk membaca alam fisika, tetapi juga manusia dan hubungan sosialnya, bahkan juga tentang Penciptanya. Begitu pula dengan ilmu-ilmu ekonomi, hukum, budaya,  juga politik. Kita pun diminta senantiasa untuk berpikir setelah membaca suatu hal. Dan setelah membaca, maka kita diminta untuk merenung kembali serta menyadari bahwa semua itu dadalah bagian dari ketetapan Tuhan, bukan terpisah sebagai ilmu pengetahuansaja, semata-mata kemajuan teknologi atau material saja. Jika manusia tidak mampu untu memperdayakan kemampun nalar (reasoning power) dalam dirinya, maka manusia dalam keadaan “terputus” (dari mata rantai kehidupan) dan menjadi kehilangan arah. Banyak kalangan ilmu yang begitu mempertuhankan ilmu tanpa menyadari realitas ilmu sendiri nyata-nyata adalah ketetapan atau hokum yang dating dari Sang Pencipat. Dengan kemampuan nalar pulalah, seseorang dapat mencerna unsur-unsur penting yang ada pada alam ini sebagai suatu kesatuan sunatullah.
Kita harus memiliki prinsip yang kuat sebagai pegangan dan landasan pertama sebelum “membaca” realitas alam dihadapan kita. Ayat yang berbunyi: “Bacalah dengan nama Tuhanmu yangmenciptakan”, diletakkan oleh Allah SWT, pada urutan pertamasurah Al ‘Alaq tau yang lebih dikenal denngan Iqra’. Inilah pegangan yang harus diganggamkuat-kuat, sebelum “membaca”, artinya bahwa segala sesuatu atau kebenaran seluruhnya adalah milik Allah. Suatu bacaan akan menimpulkan suatu pengaruh yang sangat kuat pada diri kita. Allah selalu mengajak kita untuk berpikir, melatih fungsi otak dan hati.
Keutamaan manusia yang berpikir lainnya adalah ia mampu menyelamatkan dirinya juga  sesamanyadari lembah kehancuran; ia pun mampu mendorang manusia pada kemajuan peradapan.
5.    Evaluasi dan Sempurnakan
Evaluasi berarti diperiksa, dipikirkan dan ditelaah. Apabila kita sudah selesai membaca maka evaluasi kembali, lalu sempurnakan apa yang menurut kita masih  kurang dan pelajarilah kembali. Setelah dievaluasi dan disempurnakan maka kembangkan serta aplikasikan ilmu pengetahuan yang kita dapat dalam kehidupan.
6.    Pengaruh Materi Bacaan
Setiap bacaan tentang kejadian, perkataan, perpuatan dan sikap orang seringkali membekas dalam diri kita, baik sengaja atu tidak sengaja. Begitu banyak paham, teori, atau pradigma yang ditawarkan oleh orang-orang pintar lewat buku-buku yang ada di pasaran. Kadang ucapan ataupun pemikiran tersebut begitu mempengaruhi alam bawah sadar kita. Apabila seseorang telah memiliki pegangan yang kuatdalam dirinya, di mana pegangan ini dicapai melalui suatu pengembaraan hati serta pemikiran logis, hingga mencpai titik keimananya yang stabil, maka bacaan apa pun yang da dihadapan kita, niscaya tak akan pernahmampu menggoyahkan prinsip kita, namun sebaliknya, justru akan lebih memperkuat serta memperkokoh keimanan kita. Kita sangat dianjurkan untuk membaca, namun tetaplah membaca atau mengkaji Al-Qur’an sebagai penyeimbang, agar tetap memiliki pegangan yang kuat, dan tidak rejerumus pada pemikiran-pemikiran yang keliru.
7.    Ilmu Pengetahuan vs Kebenaran
Terkadang suatu kebenaran atas ilmu pengetauan sering ditutup-tutupi, untuk melindungi kepentingan diri sendiri ataupun golongan tertentu.contohnya seperti: kebohongan seorang menejer keuangan terhadapperusahaannya untuk menutup-nutupi kebocoran dana atau mungkin  pejabat-pejabat tinggi Negara yang membohongi rakyat banyak tentang keadaan Negara sebenarnya. Atau contoh kecil lainnya seorang anak mengatakan pergi berangkat kesekolah kepada orang tuanya tetapi pada kenyataanya dia tidak berangkat kesekolah malah pergi keloyoran entah kemana. Kebohongan seoran anak terhadap orang tuanya tersebut merupakan  salah satu contoh kecil dalam kehidupan kita terkait tentang ilmu pengetahuan vs kebenaran.   
8.    Al-Qur’an Sebagai Pedoman Puncak
Faktor yang menyebabkan kegagalan manusia: kerena prinsip-prinsip hidup salah yang dianut; prasangka-prasangka buruk yang menyesatkan; pengalaman-pengalaman hidup yang membelenggu pikiran; kepentingan-kepentingan yang sangat subjektif, kesalahan-kesalahan dalam menentukan prioritas, sudut-sudut pandang yang tidak objektif, pembanding-pembanding yang menyesatkan, serta literature-literatur yang mempengaruhinpola piker seseorang. Apabila seseorang berpegang pada prinsip-prinsip yang salah  dan pemikiran yang tidak jernih  maka kan menimbulkan suatu tindakan yang salah pula. Yang pada akahirnya menjerumuskan manusia pada jurang kehancuran dan kegagalan. Al-Qur’an adalah pembimbing menuju kebahagian, memberikan prinsip dasr yang dapat dijadikan pegangan untuk mencapai keberhasilan dan kesejahteraan bagi lahir maupun batin; ia pun memberikan peneguhan agar manusia memiliki kepercayaan diri yang esjati dan mampu memcerikan motivasi yang kuat dan prinsip yang teguh. Al-Qur’an juga memberikan petunjuk serta contoh-contoh konkret dari langkah-langkah pelaksanaan  yang berprinsip kepada ke Esa-an Tuhan. Semua dijelaskan secara lengkap dan rinci.
Al-Qur’an memberikan petunjuk serta apalikasi dari kecerdasan emosi dan spiritual atau ESQ yang sangat sesuai dengan suara hati. Bahkan Tuhan menjelaskan secara rinci apa saja sumber-sumber suara hati tersebut, contoh-contoh nyata pelaksanaanya. Dalam Al-Qur’an kecerdasan emosi ini dinamakan “Akhlakul Karimah”.

Sehingga hasil dari proses pembelajaran tersebut ialah:
1.    Memiliki kebiasaan membaca buku dan situasi dengan cermat.
2.    Selalu berpikir kritis dan mendalam
3.    Selalu mengevaluasi pemikirannya kembali
4.    Bersikap terbuka unt mengadakan penyempurnaan
5.    Memiliki pedoman yang kuat dalambelajar yaitu berpegang hanya kepada Allah.
Hasil dari proses pembelajaran diatas merupakan sebuah pemikiran yang sesuai dengan konteks yang harus dilakukan oleh semua orang dalam mempraktekkan iman-iman kepada kitab-kitab Allah, sehingga kitab-kitab Allah menjadi lebih membumi di dalam kehidupan manusia.










BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas maka dapat kita simpulkan bahwa betapa pentingnya membaaca, bahkan perintah untuk membaca adalah perintah langsung yang diturunkan oleh Allah SWT kepada manusia, yaitu yang terdapat pada surah Al alaq. Dengan mempelajari prinsip pembelajaran berdasarkan ESQ Ari Ginanjar tersebut maka seseorang akan memiliki kebiasaan membaca, selalu berpikir kritis, selalu mengevaluasi, bersikap terbuka dan memiliki pedoman hidup yaitu Al-qur’an. Sehingga kita akan memiliki pribadi yang disegani dan dihormati bahkan bukan tidak mungkin dengan membaca kita menjadi orang yang sukses.

B.  SARAN
Sepenuhnya kami menyadari bahwa banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu  kami harapkan krtik dan saran dari  dosen pembimbing dan pembaca sekalian yang sifatnya membangun.       
                                        



DAFTAR PUATAKA


Agustian, Ary Ginanjar. 2004. ESQ: Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual. Jakarta: Penerbit Arga.
Agustin, Ary Ginanjar. 2005. ESQ: Emotional Spiritual Quotien. Jakarta : Penerbit Arga.


                                                   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar