BAB
I
PENDAHUULUAN
Masalah
pengertian belajar ini, para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan
yang berlainan sesuian dengan bidang dan keahlian mereka masing-masing tentu saja mereka mempunyai
alasan yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Adapun
formasi atau kata yang dirangkai oleh
para ahli untuk memberikan pengarahan belajar , maka maka intinya tidak lain
adalah masalah “Perubahan” yang terjadi
dalam diri individu yang belajar. Oleh karena itu, seseorang yang melakukan
aktivitas belajar dan diakhiri dari aktivitasnya itu telah memperoleh perubahan
dalam dirinyadengan pemilikan pengalaman baru maka individu itu dikatakan telah
belajar.
BAB
II
MEMAHAMI KONSEP DASAR BELAJAR
1.
DEFENISI
DAN CONTOH BELAJAR
A.
Pengertian
Belajar
Belajar
adalah suartu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan masyarakat. James O.
Whitteaker, misalnya, merumuskan belajar sebagai proses dimanana tingkah laku
ditimbulkan atau di ubah melalui latihan atau pengalaman. Cronbrach berpendapat
bahwa learning is shown by chage in behavior as result of experience. Belajar
sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman.
Howard
L. Kingskey mengatakan bawha learning is the process by which behavior ( in the
broader sense ) is originated or changed through practice or training. Belajar
adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau di ubah
melalui praktek atau latihan.
Drs.
Slameto juga merumuskan pengertian tantang belajar. Menurutnya belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari
beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang dikemukakan di atas
dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga.
Akhirnya
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkain kegiatan jiwa dan raga untuk
mempelroleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotor.
B.
Hakikat
Belajar
Dari
sejumlah pengertian belajar yang telah di uraikan, ada kata yang sangat penting
untuk dibahas pada bagian ini, yakni kata “Perubahan” atau chage. Chage adalah sebuah kata dalam bahasa inggris, yang bila
diindonesiakan berarti “perubahan”
Ketika
kata “perubahan” dibicarakan dan dipermasalahkan mendasar dari masalah belajar.
C.
Ciri-Ciri
Belajar
1.
Perubahan yang terjadi secara sadar
2.
Perubahan dalam belajar bersifat
fungsional
3.
Perubahan dalam belajar bersifat positif
dan aktif
4.
Perubahan dalam belajar bukan bersifat
sementara
5.
Perubahan dalam belajar bertujuan dan
terarah
6.
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah
laku
D.
Teori-Teori
Belajar
1.
Teori belajar menurut ilmu jiwa daya
Ahli-ahli
ilmu jiwa daya mengemukakan suatu teiri bahwa jiwa manusia mempunyai daya-daya.
Daya-daya ini adalah kekuatan yang tersedia. Akibat dari teori ini, maka
belajar hanyalah melatih semua daya itu. Untuk melatih daya ingat seseorang
harus melakukannya dengan cara menghafal kata-kata atau angka, istilah-istilah
asing, dan sebagainya. Oleh karena itu, menurut para ahli ilmu jiwa daya, bila
ingoin berhasil dalam belajar, latihlah semua daya yang ada di dalam diri.
2.
Teori tanggapan
Teori
tanggapan adalah suatu teori belajar yang menentang teori belajar yang
dikemukakan oleh ilmu jiwa daya. Herbart adalah orang yang mengemukakan teori
tanggapan. Menurut teori tanggapan belajar adalah memasukkan tanggapan
sebanyak-banyaknya, berulang-ulang, dan sejelas-jelasnya.
3.
Teori belajar menurut ilmu jiwa gestalt
Gestalt
adalah sebuah teori belajar yang dikemukakan oleh koffka dan kohler dari jerman.
Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih pentinng dari bagian-bagian. Belajar
dengan pengertian lebih dipentingkan daripada hanya memasukkan sejumlah kesan.
Belajar dengan insight (pengertian)
adalah sebagai berikut:
a.
Insight tergantung dari kemampuan dasar.
b.
Insight tergantung dari pengalaman masa
lampau yang relevan (dengan apa yang dipelajari).
c.
Insight hanya timbul apabila situas
belajar diatur sedemikian rupa, sehingga segala aspek yang perlu dapat diamati.
d.
Insight adalah hal yang harus dicari,
tidak dapat jauh dari langit.
e.
Belajar dengan insight dapat diulangi.
f.
Insight sekali didapat dapat digunakan
untuk menghadapi situasi-situasi yang baru.
Bagian-bagian
belajar
a.
Belajar berdasarkan keseluruhan
b.
Belajar adalah suatu proses perkembangan
c.
Anak didik sebagai organisme keseluruhan
d.
Terjadi trasnfer
e.
Belajar adalah terorgaanisasi penglaman
f.
Belajar harus dengan insight
g.
Belajar lebih berhasil bila berhubungan
dengan minat, keinginan, dan tujuan
h.
Belajar berlangsung terus-menerus
4.
Teori belajar dari R. Gagne
Dalam masalah belajar,
Gagne memberikan dua definisi.
a.
Belajar adalah suatu proses yang
memperoleh motivasi dalam pengatahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah
laku.
b.
Belajar adalah pengatahuan atau
keterampilan yang diperoleh dari intruksi.
Gagne
mengatakan bahwa sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima
kategori yang disebut the domainds of
learning, yaitu sebagai berikut.
1.
Keterampilan motoris (motor skill)
2.
Informasi verbal
3.
Kemampuan intelektual
4.
Stretegi kognitif
5.
Sikap
5.
Teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi
Teori
asosiasi disebut juga teori sarbond. Sarbond singkatan dari stimulus, respons,
dan bond. Stimulus berarti rangsangan, respons berarti tanggapan, dan bond
berarti dihubungkan. Rangsangan diciptakan hanya untuk memunculkan tanggapan
kemudian dihubunggkan antara keduanya dan terjadilah asosiasi.
Dari
aliran ilmu jiwa asosiasi dan dua teori yang sangat terkenal, yaitu teori
konektionisme dari Thordoke dan teori conditioning dari Ivan P. Pavlov.
a.
Teori Konektionisme
Konektionisme adalah orang yang
menggunkan teori Konektionisme. Ada tiga hukm belajar yang utama dan ini
diturunkannya dari hasil-hasil penelitiannya. Ketiganya adalah hukum efek,
hukum latihan, dan hukum kesepian.
1.
Hukum efek
Hukum
ini menyebutkan bahwa keadaan memuaskan menyusul respons memperkuata pautan
antara stimulus dan tingkah laku.
2.
Hukum latihan
Hukum ini menjelaskan keadaan
seperti dikatakan pepatah “latihan menjadi sempurna”. Dengan kata lain,
pengalaman yang di ulang-ulang akan memperbesar peluang timbulnya respons
(tanggapan) yang benar.
3.
Hukum kesepian
Hukum ini melukiskan syrat-syarat
yang menentukan keadaan yang disebut “memuaskan”, atau “menjeengkelkan” itu. Terhadap teori
konektisme ini ada beberapa kelemahan dalam pelaksanaannya, yaitu:
a.
Belajar menurut teori ini bersifat
mekanisme
b.
Pelajar bersipat teacher centered (terpusat pada guru)
c.
Anak didik fasif
d.
Teori ini lebih mengutamakan materi
b.
Teori conditioning
Teeori ini bila diterapkan dalam
kegiatan belajar juga banyak kelemahannya. Kelemahan itu antara lain berikut
ini:
1.
Percobaan dalam laburatorium berbeda
dengan keadaan sebenarnya
2.
Pribadi seseorang (cita-cita,
kesanggupan, minat, emosi, dan sebagainya) dapat mempengaruhi hasil eksperimin
3.
Respons mungkin dipengaruhi oleh
stimulus yang tak dikenal. Dengan kata lian, tidak dapat diramalkan terlebih
dahulu, stimulus manakah yang menarik minat seseorang.
4.
Teori ini sangat sederhan dan tidak
memuaskan untuk meenjelaskan segala seluk-beluk belajar yangn ternyata sangat
kompleks.
E.
Jenis-Jenis
Belajar
1.
Belajar arti kata-kata
Belajar kata-kata maksudnya adalah
orang mulai menangkaap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan.
2.
Belajar kognitif
Dalam belajar kognitif, objek-objek
yang ditanggapi tidak hanya bersifat materiil, tetapi juga yang tidak bersifat
materiil. Objek-objek yang bersipat materiil misalnya antara lain, orang,
binatang, bangunan, kendaraan, perabut rumah tangga, dan tumbuh-tumbuhan. Objek
yang bersifat tidak materiil misalnya seeperti ide kemajuan, keadilan,
perbaikan, pembangunan, dan sebagainya.
3.
Belajar menghapal
Menghapal adalah aktivitas
menanamkan suatu materi verbal didalam ingatan, sehingga nantinya dapat
diproduksi (diingat) kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli.
4.
belajar teoritis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk
menempatkan semua data dan fakta (pengatahuan) dalam suatu kerangka organisasi
mental, sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti
terjadi dalam bidang-bidang ilmiah.
5.
Belajar konsep
Konsep atau pengertian adalah satuan
arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Orang
yang memiliki konsep mampu mengadakan abstrak terhadap objek-objek yang
dihadapi, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu.
6.
Belajar kaidah
Belajar kaidah (rule) termasuk dari
jenis belajar kemahiran intelektual
(intelectual Skill), yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila
dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan
yang merepresentasikan suatu keteraturan.
7.
Belajar berpikir
Konsep Dawey tentang berpikir
menjadi dasar untuk pemecahan masalah adalah sebagai berikut.
a.
Adanya kesulitan yang dirasakan dan
kesadaran akan adanya masalah
b.
Masalah itu diperjelas dan dibatasi
c.
Mencari informasi atau data dan kemudian
data itu diorganisasikan.
d.
Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesis- hipotesis, kemudian
hipotesis- hipotesis itu dinilai, diuji agar dapat ditentukan untuk diterima
atau ditolak.
e.
Penerapan pemecahan terhadap masalah
yang dihadapi sekaligus berlaku sebagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut
untuk dapat sampai pada kesimpulan.
Menurut Dawey, langkah-langkah
dalam pemecahan masalah adalah sebagai berikut.
a.
Kesadaran akan adanya masalah
b.
Merumuskan masalah
c.
Mencari data dan merumuskan
hipotesis-hipotesis
d.
Menguji hipotesis-hipotesis itu
e.
Menerima hipotesis yang benar
8.
Belajar keterampilan motorik (motor
skill)
Orang memiliki suatu keterampilan
motorik, mampu melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan
tertentu dengan mengadakn koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan
secara terpadu.
9.
Belajar estesis
Bentuk belajar ini bertujuan
mermbentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan dalam berbagai bidang
kesenian.
F.
Aktivitas-Aktivitas
Belajar
Dalam belajar, seseorang tidak akan
dapat menghindarkan diri dari situasi. Beberapa aktivitas belajar sebagai
berikut:
1.
Mendengarkan
Mendengarkaan
dalh suatu aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar disekolah pasti ada
aktivitas mendengarkan.
2.
Memandang
Memandanng adalah mengarahkan
penglihatan ke suatu objek. Akitivitas memandang berhubungan erat dengnan mata.
Karena dalam memandang itu matalah yamg memegang peranan penting.
Tapi perlu diingat bahwa tidak
semua aktivitas memandang berarti belajar. Aktivitas memandang dalam arti
belajar disini adalah aktivitas memandang yang bertujuan sesuai dengan
kebutuhan untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang positif.
3.
Meraba, membau, dan mencicipi/mengecap
Aktivitas meraba, membau, dan
mengecap adalah indra manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk
kepentinngan belajar. Artinya aktivitas meraba, membau, dan mengecap dapat
memberikan kesempatan bagi seseorang untuk belajar.
4.
Menukis atau mencatat
Menulis atau mencatat merupakan
kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar. Dalam pendidikan tradisional
kegiatan mencatat merupakan aktivitas
yang sering dilakukan.
Perlu diketahui bahwa tidak setiap
mencatat adalah belajar. Aktivitas mencatat yangt bersipat menurut, menciplak
atau mengcopy tidak dapat dikatakan sebagai aktivitas belajar. Mencatat yang
termasuk sebagai aktivitas belajar yaitu apabila dalam mencatat itu orang
menyadari kebutuhan dan tujuannya, serta menggunakan seperangkat tertentu agar
catatan itu nantinya berguna bagi pencapaian tujuan belajar.
5.
Membaca
Aktivitas adalah suatu aktivitas
yang paling banyak dilakukan selam belajar di sekolah atau di perguruan tinggi.
Kalau belajar adalah untuk
mendapatkan ilmu pengathuan, maka membaca adalah jalan menuju ke pintu ilmu
pengatahuan. Ini bererti untuk mendapatkan ilmu pengatahuan tidak ada cara lain
yang harus dilakukan kecuali memperbanyak membaca.
6.
Membuat ikhtisar atau ringkaasan dan
menggarisbawahi
Ikhtisar atau ringkasan ini memang dapat membantu daloam
hal mengingat atau atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang
akan datang. Untuk keperluan belajar yang isentif, bagaiman juga hanya membuat
ikhtisar adalah belum cukup.
7.
Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram
dan bagan-bagan
Semua tabel, diagram, dan bagan
dihadirkan di buku tidak lain adalah dalam rangka memperjelas penjelasan yang
penulis uraikan. Penulis sadar bahwa penjelasan yang dibuat tidak tidak dapat
memberikan gambaran kesan yang baik bila tidak dibantu dengan menghadirkan
tabel, diagram, atau bagan.
8.
Menyusun paper atau kertas kerja
Dalam menyusun paper tidak bisa
sembarangan, tetapi harus metodologis dan sistematis. Metodologois artinya
menggunakan metode-metode tertentu dalam pengarapannya. Sisteematis artinya
menggunakan kerangka berpikir yang logis dan kronologis.
9.
Menginngat
Ingatan itu sendiri adalah
kemampuan jiwa untuk memasukkan (learning), menyimpan (restention) dan
menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau. Jadi, mengenai
ingatan tersebut ada tiga pungsi, yaitu : memasukkan, menyimpan, dan mengangkat
kembali ke alam sadar.
Ingatan (memory) seseorang
dipengaruhi oleh beberapa paktor, yaitu sifat seseorang , alam sekitar, keadaan
jasmani, keadaan rohani (jiwa) dan umur seseorang. Mengingat adalah salah satu
aktivitas belajar.
10. Berpikir
Berpikir adalah termasuk aktivitas
belajar. Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang
menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu.
11. Latihan
atau praktek
Learning by doing adalah konsep
belajar yang menghendaki adanya penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan
cara berbuat. Dengan banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih fungsional.
Dengan demikian, aktivitas latihan dapat mendukung belajar yang optimal.
KESIMPULAN
A.
Ciri-ciri
belajar
a.
Perubahan yang terjadi secara sadar
b.
Perubahan dalam belajar bersifat
fungsional
c.
Perubahan dalam belajar bersifat positif
dan aktif
d.
Perubahan dalam belajar bukan bersifat
sementara
e.
Perubahan dalam belajar bertujuan dan
terarah
f.
Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah
laku
B.
Teori
belajar
a.
Teori belajar menurut ilmu jiwa daya
b.
Teori tannggapan
c.
Teori belajar menurut ilmu jiwa gestald
d.
Teori belajar dari R. Gagne
e.
Teori belajar menurut ilmu jiwa asosiasi
C.
Jenis belajar
a.
Belajar dari kata-kata
b.
Belajar kognitif
c.
Belajar menghapal
d.
Belajar teoritis
e.
Belajar konsep, dll
D.
Aktivitas-aktivitas
belajar
a.
Mendengarkan
b.
Memandang
c.
Membaca
Menulis dan
mencatat, dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar