BAB I
PENDAHULUAN
Terdapat
teori yang mengatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia telah terjadi sejak
masa-masa awal perkembangan Islam di sekitar abad ke-7 M /l H, dan langsung dari Arab atau Persia. Namun, ada pula
yang mengatakan bahwa agama Islam
masuk ke Indonesia baru terjadi pada abad ke-11 M/5 H. Bahkan ada
yang berpendapat Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M dan berasal dari
Gujarat atau India.
Berdasarkan
teori itu, dapat dipahami bahwa sebenarnya agama Islam telah datang ke wilayah
Nusantara sejak abad ke-7 M atau abad ke-1 H. Agama Islam ini langsung dibawa
oleh para saudagar dan muballig yang berasal dari negeri Arab atau Persia.
Pendapat
kedua mengatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia baru terjadi sekitar abad
ke-11 M/5 H. Data ini didasari atas temu-an arkeologis berupa batu nisan. Bukti
arkeologis tersebut kebanyakan ditemukan di daerah jalur perdagangan
internasional serta jalur per-simpangan. Batu nisan tertua yang ditemukan di
Indonesia berupa batu nisan kuburan Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang
wafat pada tanggal 7 Rajab 475 H/Desember 1082 M. Bentuk nisan dan tulisannya
sama dengan batu nisan Ahmad bin Abu Ibrahim bin Arradh Rahdar alias Abu Kamil
(w. Kamis malam, 29 Safar 431 H/1039 M) yang ditemukan di Phanrang, Viemam.
Pada kedua batu nisan tersebut terdapat kaligrafi Arab dengan jenis huruf Kufi
bercorak Timur Tengah, yaitu dengan tanda hiasan berbentuk kali atau lengkungan
pada bagian ujung yang tegak.
BAB II
MATERI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
KELAS IX MTs SEMESTER 1
Perkembangan Islam Di Indonesia
A. Awal Masuknya Islam di Indonesia
Ketika
Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme,
dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan
dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang
bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan
Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun
Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena
Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara
manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting
juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah
syahadat dan tidak ada paksaan.
Masuknya
Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke
Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut
sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada
masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab,
Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.
B. Cara Masuknya Islam ke Indonesia
Islam masuk
ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan
tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan
para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S.
al-Baqarah ayat 256 :
Iw on#tø.Î)
Îû
ÈûïÏe$!$#
(
Artinya :
“Tidak ada paksaan dalam
agama” (Q.S. al-Baqarah ayat 256)
Adapun cara
masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;
- Perdagangan
Jalur ini
dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang dengan
orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam
Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan
pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan
duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam.
Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.
- Kultural
Artinya
penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan,
sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan
Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit,
mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan
pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari
masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri
menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran,
ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
- Pendidikan
Pesantren
merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam
diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang
yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran
pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti
Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai
sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali
penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
- Kekuasaan
politik
Artinya
penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para
Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan
menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh
Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama
sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh
Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam melindungi
dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara
nasional Indonesia dimasa mendatang.
C. Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah
Nusantara
- Di Sumatra
Wilayah
Nusantara yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra dan
daerah Pasai yang terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-masing kedua
daerah tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan Islam Perlak
dan Samudra Pasai.
Sejarah
Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh disebutkan bahwa kerajaan Islam yang
pertama adalah kerajaan Perlak. Namun ahli sejarah lain telah sepakat, Samudra
Pasailah kerajaan Islam yang pertama di Nusantara dengan rajanya yang pertama
adalah Sultan Malik Al-Saleh (memerintah dari tahun 1261 s.d 1297 M). Sultan
Malik Al-Saleh sendiri semula bernama Marah Silu. Setelah mengawini putri raja
Perlak kemudian masuk Islam berkat pertemuannya dengan utusan Syarif Mekkah
yang kemudian memberi gelar Sultan Malik Al-Saleh.
Kerajaan
Aceh ini mempunyai peran penting dalam penyebaran Agama Islam ke seluruh
wilayah Nusantara. Para da’i, baik lokal maupun yang berasal dari Timur Tengah
terus berusaha menyampaikan ajaran Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Hubungan
yang telah terjalin antara kerajaan Aceh dengan Timur Tengah terus semakin berkembang.
Tidak saja para ulama dan pedagang Arab yang datang ke Indonesia, tapi
orang-orang Indonesia sendiri banyak pula yang hendak mendalami Islam datang
langsung ke sumbernya di Mekah atau Madinah. Kapal-kapal dan ekspedisi dari
Aceh terus berlayar menuju Timur Tengah pada awal abad ke 16. Bahkan pada tahun
974 H. atau 1566 M dilaporkan ada 5 kapal dari kerajaan Asyi (Aceh) yang
berlabuh di bandar pelabuhan Jeddah. Ukhuwah yang erat antara Aceh dan Timur
Tengah itu pula yang membuat Aceh mendapat sebutan Serambi Mekah.
- Di Jawa
Benih-benih
kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad pertama
Hijriyah atau abad ke 7 M. Pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat Nabi,
Muawiyah bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga)
menyamar sebagai pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat itu baru penjajagan saja,
tapi proses dakwah selanjutnya dilakukan oleh para da’i yang berasal dari
Malaka atau kerajaan Pasai sendiri. Sebab saat itu lalu lintas atau jalur
hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan Jawa dipihak lain sudah
begitu pesat.
Adapun
gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali Sanga,
yaitu :
a. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor
penyebaran Islam di Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan
sebagai perintis lembaga pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H)
dimakamkan di Gapura Wetan Gresik
b.
Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
Dilahirkan
di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Cempa, ia sebagai
mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan budaya lokal. Wejangan
terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri, mabuk, main wanita, judi dan
madat, yang marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel tahun 1481 M.
Jasa-jasa
Sunan Ampel :
1) Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat
Surabaya. Dari pesantren ini lahir para mubalig kenamaan seperti : Raden Paku
(Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak pertama), Raden Makhdum (Sunan Bonang),
Syarifuddin (Sunan Drajat) dan Maulana Ishak yang pernah diutus untuk
menyiarkan Islam ke daerah Blambangan.
2) Berperan aktif dalam membangun Masjid
Agung Demak yang dibangun pada tahun 1479 M.
3) Mempelopori berdirinya kerajaan Islam
Demak dan ikut menobatkan Raden Patah sebagai Sultan pertama.
c. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden
Paku)
Ia putra
Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu Falak.
Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja peralihan
sebelum Raden Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia
menggantikannya sebagai mufti tanah Jawa.
d. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Putra Sunan
Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama-sama Raden Paku.
Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat tahun 1515 M.
e. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
Ia tercatat
paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia membuat wayang
kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan Giri sempat menentangnya,
karena wayang Beber kala itu menggambarkan gambar manusia utuh yang tidak
sesuai dengan ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang bentuknya
jauh dari manusia utuh. Ini adalah sebuah usaha ijtihad di bidang fiqih yang
dilakukannya dalam rangka dakwah Islam.
f.
Sunan Drajat
Nama
aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang). Dakwah beliau
terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para da’i yang berdatangan
dari berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.
g. Syarif Hidayatullah
Nama
lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan Fatahillah,
yang menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon yang
wilayahnya sampai ke Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid Demak
selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif
Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang
hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon.
Hanya saja
Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik para
wali.
h. Sunan Kudus
Nama
aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun
1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan
sekitarnya. Ia membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan
salah satu warisan budaya Nusantara.
i.
Sunan Muria
Nama
aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau
menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta kesenian
daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.
- Di Kalimantan
Islam masuk
ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga jalur. Jalur
pertama melalui Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak dan
Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar
sebab para muballig dan komunitas muslim kebanyakan mendiamai pesisir barat
Kalimantan.
Jalur
kedua, Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa. Ekspedisi
dakwah ke Kalimantan ini mencapai puncaknya saat kerajaan Demak berdiri. Demak
mengirimkan banyak Muballig ke negeri ini. Para da’i tersebut berusaha mencetak
kader-kader yang akan melanjutkan misi dakwah ini. Maka lahirlah ulama besar,
salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
Jalur
ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang terkenal
saat itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.
a. Kalimantan Selatan
Masuknya
Islam di Kalimantan Selatan adalah diawali dengan adanya krisis kepemimpinan
dipenghujung waktu berakhirnya kerajaan Daha Hindu. Saat itu Raden Samudra yang
ditunjuk sebagai putra mahkota oleh kakeknya, Raja Sukarama minta bantuan
kepada kerajaan Demak di Jawa dalam peperangan melawan pamannya sendiri, Raden
Tumenggung Sultan Demak (Sultan Trenggono) menyetujuinya, asal Raden Samudra
kelak bersedia masuk Islam.
Dalam
peperangan itu Raden Samudra mendapat kemenangan. Maka sesuai dengan janjinya
ia masuk Islam beserta kerabat keraton dan penduduk Banjar. Saat itulah tahun
(1526 M) berdiri pertama kali kerajaan Islam Banjar dengan rajanya Raden
Samudra dengan gelar Sultan Suryanullah atau Suriansyah. Raja-raja Banjar
berikutnya adalah Sultan Rahmatullah (putra Sultan Suryanullah), Sultan
Hidayatullah (putra Sultan Rahmatullah dan Marhum Panambahan atau Sultan
Musta’in Billah. Wilayah yang dikuasainya meliputi daerah Sambas, Batang Lawai,
Sukadana, Kota Waringin, Sampit Medawi, dan Sambangan.
b. Kalimantan Timur
Di
Kalimantan Timur inilah dua orang da’i terkenal datang, yaitu Datuk Ri Bandang
dan Tuan Tunggang Parangan, sehingga raja Kutai (raja Mahkota) tunduk kepada
Islam diikuti oleh para pangeran, para menteri, panglima dan hulubalang. Untuk
kegiatan dakwah ini dibangunlah sebuah masjid.
Tahun 1575
M, raja Mahkota berusaha menyebarkan Islam ke daerah-daerah sampai ke pedalaman
Kalimantan Timur sampai daerah Muara Kaman, dilanjutkan oleh Putranya, Aji Di
Langgar dan para penggantinya.
c.
Di Maluku.
Kepulauan
Maluku terkenal di dunia sebagai penghasil rempah-rempah, sehingga menjadi daya
tarik para pedagang asing, tak terkecuali para pedagang muslim baik dari
Sumatra, Jawa, Malaka atau dari manca negara. Hal ini menyebabkan cepatnya
perkembangan dakwah Islam di kepulauan ini.
Islam masuk
ke Maluku sekitar pertengahan abad ke 15 atau sekitar tahun 1440 dibawa oleh
para pedagang muslim dari Pasai, Malaka dan Jawa (terutama para da’i yang
dididik oleh para Wali Sanga di Jawa). Tahun 1460 M, Vongi Tidore, raja Ternate
masuk Islam. Namun menurut H.J De Graaft (sejarawan Belanda) bahwa raja Ternate
yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin (1486-1500 M). Setelah itu Islam
berkembang ke kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Tetapi diantara sekian
banyak kerajaan Islam yang paling menonjol adalah dua kerajaan , yaitu Ternate
dan Tidore.
Selain
Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian yang disiarkan
oleh raja-raja Islam di Maluku, para pedagang dan para muballig yang juga
berasal dari Maluku. Daerah-daerah di Irian Jaya yang dimasuki Islam adalah :
Miso, Jalawati, Pulau Waigio dan Pulau Gebi.
BAB III
PENUTUP
RANGKUMAN
Masuknya Islam di Indonesia”
pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad
pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Adapun cara masuknya Islam di
Indonesia melalui beberapa cara antara lain; perdagangan, kultural, pendidikan,
kekuasaan politik.
Perkembangan
Islam di beberapa wilayah nusantara misalnya: Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan
Maluku. Sumatera merupakan wilayah yang pertama kali masuknya Islam ke
Indonesia. Adapun gerakan dakwah
Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali Sanga, yaitu : Maulana Malik
Ibrahim atau Sunan Gresik, Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel), Sunan Giri (Raden
Aenul Yaqin atau Raden Paku), Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim), Sunan Kalijaga
(Raden Syahid), Sunan Drajat, Syarif Hidayatullah, Sunan Kudus dan Sunan Muria.
SOAL-SOAL LATIHAN
A. Pilihan Ganda
1. Agama Islam masuk ke Indonesia diperkirakan pada abad ….
a. ke-1 H/ ke-7 M b.
ke-10 H/ ke-17 M
c. ke-13 H/ ke-20 M d. ke-14 H/ ke-21 M
2. Berikut ini adalah cara-cara
masuknya Islam ke Indonesia, kecuali dengan….
a. Perdagangan b.
Kultular
c. Pendidikan d.
Peperangan
3. Adapun
gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa yang sangat terkenal dilakukan oleh ….
a. Para Da’I b.
Para Wali Songo
c. Para Muballig d.
Para Ulama
4. Pertama kali kerajaan Islam Banjar berdiri pada tahun ….
a. 1524 M b.
1525 M
c. 1526 M d.
1527 M
5. Raja yang pertama memimpin kerajaan Islam Banjar adalah ….
a. Sultan Rahmatullah b. Sultan Suriansyah
c. Sultan
Hidayatullah d. Sultan
Musta’in Billah
6. Nama asli sunan Gresik adalah ….
a. Syarif Hidayatullah b. Raden Ali Rahmatullah
c. Maulana Malik Ibrahim d. Raden Syahid
7. Berikut ini adalah raja-raja kerajaan Islam Banjar, kecuali ….
a. Sultan Rahmatullah b. Sultan Suriansyah
c. Sultan Hidayatullah d. Sultan Hasanuddin
8. Salah satu prinsip yang dibawa Islam datang ke Indonesia adalah ….
a. Perdamaian b.
Kekerasan
c. Peperangan d.
Pemaksaan
9. Kerajaan Islam yang pertama
kali ada di Nusantara adalah ….
a. Kerajaan Kutai b.
Kerajaan Kartanegara
c. Kerajaan Samudra Pasai d. Kerajaan Sriwijaya
10. Berikut ini adalah Raja-raja Maluku yang masuk Islam, kecuali ….
a. Raja Ternate b.
Raja Tidore
c. Raja Jailolo d.
Raja Fir’aun
KUNCI JAWABAN
1. A 2. B
3. B 4. C
5. B 6. C
7. D 8. A
9. C 10.
D
B. Essay
1. Jelaskan secara singkat awal masuknya Islam ke Indoneisa!
2. Sebutkan cara-cara masuknya Islam ke Indonesia!
3. Menapa Islam datang ke Indonesia dapat diterima dengan baik oleh
bangsa Indonesia?
4. Sebutkan orang-orang yang melakukan gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa!
5. Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui
tiga jalur. Sebutkan tiga jalur tersebut!
KUNCI KATA
1. Awal masuknya Islam ke Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di
Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke
tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai
ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu
Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib),
disebarkan langsung dari Madinah.
2. Cara-cara
masuknya Islam ke Indonesia, yaitu: 1. Perdagangan
2.
Kultural
3. Pendidkan
4. Kekuasaan Politik.
3. Islam datang ke Indonesia dapat diterima dengan baik oleh bangsa
Indonesia kerana Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian,
persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang
paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca
dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.
4. orang-orang
yang melakukan gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa, yaitu:
1. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan
Gresik
2. Raden Ali Rahmatullah (Sunan
Ampel)
3. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin
atau Raden Paku)
4. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
5. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
6. Sunan Drajat
7. Syarif Hidayatullah
8. Sunan Kudus
9. Sunan Muria dll.
5. Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui
tiga jalur, yaitu:
1. Jalur pertama melalui
Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah
Perlak dan Pasai.
2. Jalur kedua Islam
datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa.
3. Jalur ketiga para da’i
datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang
terkenal saat itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, K. Sejarah
Islam; Tarikh Pramodern. Jakarta:
Sri Gunting, 1997.
Hasymi, A. Sejarah
Kebudayaan Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1989.
Meriya, Abu, H. Sejarah Islam. Jakarta:
Mutiara, 1982.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar