Daftar Blog Saya

Selasa, 22 Mei 2012

Perkembangan Islam Di Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN


Terdapat teori yang mengatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia telah terjadi sejak masa-masa awal perkembangan Islam di sekitar abad ke-7 M /l H, dan langsung dari Arab atau Persia. Namun, ada pula yang mengatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia baru terjadi pada abad ke-11 M/5 H. Bahkan ada yang berpendapat Islam ma­suk ke Indonesia pada abad ke-13 M dan berasal dari Gujarat atau India.
Berdasarkan teori itu, dapat dipahami bahwa sebenarnya agama Islam telah datang ke wilayah Nusantara sejak abad ke-7 M atau abad ke-1 H. Agama Islam ini langsung dibawa oleh para saudagar dan muballig yang berasal dari negeri Arab atau Persia.
Pendapat kedua mengatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia baru terjadi sekitar abad ke-11 M/5 H. Data ini didasari atas temu-an arkeologis berupa batu nisan. Bukti arkeologis tersebut kebanyakan ditemukan di daerah jalur perdagangan internasional serta jalur per-simpangan. Batu nisan tertua yang ditemukan di Indonesia berupa batu nisan kuburan Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tanggal 7 Rajab 475 H/Desember 1082 M. Bentuk nisan dan tulisannya sama dengan batu nisan Ahmad bin Abu Ibrahim bin Arradh Rahdar alias Abu Kamil (w. Kamis malam, 29 Safar 431 H/1039 M) yang ditemukan di Phanrang, Viemam. Pada kedua batu nisan ter­sebut terdapat kaligrafi Arab dengan jenis huruf Kufi bercorak Timur Tengah, yaitu dengan tanda hiasan berbentuk kali atau lengkungan pada bagian ujung yang tegak.


BAB II
MATERI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
KELAS IX MTs SEMESTER 1


Perkembangan Islam Di Indonesia
A.    Awal Masuknya Islam di Indonesia
Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.
Masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.
B.     Cara Masuknya Islam ke Indonesia
Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256 :

Iw on#tø.Î) Îû ÈûïÏe$!$# (
Artinya :
“Tidak ada paksaan dalam agama” (Q.S. al-Baqarah ayat 256)
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;
  1. Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.
  1. Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
  1. Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
  1. Kekuasaan politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
C.    Perkembangan Islam di Beberapa Wilayah Nusantara
  1. Di Sumatra
Wilayah Nusantara yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra dan daerah Pasai yang terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-masing kedua daerah tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan Islam Perlak dan Samudra Pasai.
Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh disebutkan bahwa kerajaan Islam yang pertama adalah kerajaan Perlak. Namun ahli sejarah lain telah sepakat, Samudra Pasailah kerajaan Islam yang pertama di Nusantara dengan rajanya yang pertama adalah Sultan Malik Al-Saleh (memerintah dari tahun 1261 s.d 1297 M). Sultan Malik Al-Saleh sendiri semula bernama Marah Silu. Setelah mengawini putri raja Perlak kemudian masuk Islam berkat pertemuannya dengan utusan Syarif Mekkah yang kemudian memberi gelar Sultan Malik Al-Saleh.
Kerajaan Aceh ini mempunyai peran penting dalam penyebaran Agama Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Para da’i, baik lokal maupun yang berasal dari Timur Tengah terus berusaha menyampaikan ajaran Islam ke seluruh wilayah Nusantara. Hubungan yang telah terjalin antara kerajaan Aceh dengan Timur Tengah terus semakin berkembang. Tidak saja para ulama dan pedagang Arab yang datang ke Indonesia, tapi orang-orang Indonesia sendiri banyak pula yang hendak mendalami Islam datang langsung ke sumbernya di Mekah atau Madinah. Kapal-kapal dan ekspedisi dari Aceh terus berlayar menuju Timur Tengah pada awal abad ke 16. Bahkan pada tahun 974 H. atau 1566 M dilaporkan ada 5 kapal dari kerajaan Asyi (Aceh) yang berlabuh di bandar pelabuhan Jeddah. Ukhuwah yang erat antara Aceh dan Timur Tengah itu pula yang membuat Aceh mendapat sebutan Serambi Mekah.
  1. Di Jawa
Benih-benih kedatangan Islam ke tanah Jawa sebenarnya sudah dimulai pada abad pertama Hijriyah atau abad ke 7 M. Pada tahun 674 M sampai tahun 675 M. sahabat Nabi, Muawiyah bin Abi Sufyan pernah singgah di tanah Jawa (Kerajaan Kalingga) menyamar sebagai pedagang. Bisa jadi Muawiyah saat itu baru penjajagan saja, tapi proses dakwah selanjutnya dilakukan oleh para da’i yang berasal dari Malaka atau kerajaan Pasai sendiri. Sebab saat itu lalu lintas atau jalur hubungan antara Malaka dan Pasai disatu pihak dengan Jawa dipihak lain sudah begitu pesat.
Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali Sanga, yaitu :
a.      Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor penyebaran Islam di Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan sebagai perintis lembaga pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan di Gapura Wetan Gresik
b.      Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Cempa, ia sebagai mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan budaya lokal. Wejangan terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri, mabuk, main wanita, judi dan madat, yang marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel tahun 1481 M.
Jasa-jasa Sunan Ampel :
1)      Mendirikan pesantren di Ampel Denta, dekat Surabaya. Dari pesantren ini lahir para mubalig kenamaan seperti : Raden Paku (Sunan Giri), Raden Fatah (Sultan Demak pertama), Raden Makhdum (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat) dan Maulana Ishak yang pernah diutus untuk menyiarkan Islam ke daerah Blambangan.
2)      Berperan aktif dalam membangun Masjid Agung Demak yang dibangun pada tahun 1479 M.
3)      Mempelopori berdirinya kerajaan Islam Demak dan ikut menobatkan Raden Patah sebagai Sultan pertama.
c.       Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)
Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu Falak. Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja peralihan sebelum Raden Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia menggantikannya sebagai mufti tanah Jawa.
d.      Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama-sama Raden Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat tahun 1515 M.
e.       Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia membuat wayang kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan Giri sempat menentangnya, karena wayang Beber kala itu menggambarkan gambar manusia utuh yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah sebuah usaha ijtihad di bidang fiqih yang dilakukannya dalam rangka dakwah Islam.


f.        Sunan Drajat
Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang). Dakwah beliau terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para da’i yang berdatangan dari berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.
g.      Syarif Hidayatullah
Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan Fatahillah, yang menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya sampai ke Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid Demak selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon.
Hanya saja Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik para wali.
h.      Sunan Kudus
Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun 1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Ia membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan salah satu warisan budaya Nusantara.
i.         Sunan Muria
Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.
  1. Di Kalimantan
Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga jalur. Jalur pertama melalui Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar sebab para muballig dan komunitas muslim kebanyakan mendiamai pesisir barat Kalimantan.
Jalur kedua, Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini mencapai puncaknya saat kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan banyak Muballig ke negeri ini. Para da’i tersebut berusaha mencetak kader-kader yang akan melanjutkan misi dakwah ini. Maka lahirlah ulama besar, salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
Jalur ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang terkenal saat itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.
a.      Kalimantan Selatan
Masuknya Islam di Kalimantan Selatan adalah diawali dengan adanya krisis kepemimpinan dipenghujung waktu berakhirnya kerajaan Daha Hindu. Saat itu Raden Samudra yang ditunjuk sebagai putra mahkota oleh kakeknya, Raja Sukarama minta bantuan kepada kerajaan Demak di Jawa dalam peperangan melawan pamannya sendiri, Raden Tumenggung Sultan Demak (Sultan Trenggono) menyetujuinya, asal Raden Samudra kelak bersedia masuk Islam.
Dalam peperangan itu Raden Samudra mendapat kemenangan. Maka sesuai dengan janjinya ia masuk Islam beserta kerabat keraton dan penduduk Banjar. Saat itulah tahun (1526 M) berdiri pertama kali kerajaan Islam Banjar dengan rajanya Raden Samudra dengan gelar Sultan Suryanullah atau Suriansyah. Raja-raja Banjar berikutnya adalah Sultan Rahmatullah (putra Sultan Suryanullah), Sultan Hidayatullah (putra Sultan Rahmatullah dan Marhum Panambahan atau Sultan Musta’in Billah. Wilayah yang dikuasainya meliputi daerah Sambas, Batang Lawai, Sukadana, Kota Waringin, Sampit Medawi, dan Sambangan.


b.      Kalimantan Timur
Di Kalimantan Timur inilah dua orang da’i terkenal datang, yaitu Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan, sehingga raja Kutai (raja Mahkota) tunduk kepada Islam diikuti oleh para pangeran, para menteri, panglima dan hulubalang. Untuk kegiatan dakwah ini dibangunlah sebuah masjid.
Tahun 1575 M, raja Mahkota berusaha menyebarkan Islam ke daerah-daerah sampai ke pedalaman Kalimantan Timur sampai daerah Muara Kaman, dilanjutkan oleh Putranya, Aji Di Langgar dan para penggantinya.
c.       Di Maluku.
Kepulauan Maluku terkenal di dunia sebagai penghasil rempah-rempah, sehingga menjadi daya tarik para pedagang asing, tak terkecuali para pedagang muslim baik dari Sumatra, Jawa, Malaka atau dari manca negara. Hal ini menyebabkan cepatnya perkembangan dakwah Islam di kepulauan ini.
Islam masuk ke Maluku sekitar pertengahan abad ke 15 atau sekitar tahun 1440 dibawa oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka dan Jawa (terutama para da’i yang dididik oleh para Wali Sanga di Jawa). Tahun 1460 M, Vongi Tidore, raja Ternate masuk Islam. Namun menurut H.J De Graaft (sejarawan Belanda) bahwa raja Ternate yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin (1486-1500 M). Setelah itu Islam berkembang ke kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Tetapi diantara sekian banyak kerajaan Islam yang paling menonjol adalah dua kerajaan , yaitu Ternate dan Tidore.
Selain Islam masuk dan berkembang di Maluku, Islam juga masuk ke Irian yang disiarkan oleh raja-raja Islam di Maluku, para pedagang dan para muballig yang juga berasal dari Maluku. Daerah-daerah di Irian Jaya yang dimasuki Islam adalah : Miso, Jalawati, Pulau Waigio dan Pulau Gebi.


BAB III
PENUTUP

RANGKUMAN
Masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain; perdagangan, kultural, pendidikan, kekuasaan politik.
Perkembangan Islam di beberapa wilayah nusantara misalnya: Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Maluku. Sumatera merupakan wilayah yang pertama kali masuknya Islam ke Indonesia. Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali Sanga, yaitu : Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik, Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel), Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku), Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim), Sunan Kalijaga (Raden Syahid), Sunan Drajat, Syarif Hidayatullah, Sunan Kudus dan Sunan Muria.






SOAL-SOAL LATIHAN
A. Pilihan Ganda
1. Agama Islam masuk ke Indonesia diperkirakan pada abad ….
a. ke-1 H/ ke-7 M                    b. ke-10 H/ ke-17 M
c. ke-13 H/ ke-20 M                d. ke-14 H/ ke-21 M
2. Berikut ini adalah cara-cara  masuknya Islam ke Indonesia, kecuali dengan….
a. Perdagangan                        b. Kultular
c. Pendidikan                          d. Peperangan
3. Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa yang sangat terkenal dilakukan oleh ….
a. Para Da’I                             b. Para Wali Songo
c. Para Muballig                      d. Para Ulama
4. Pertama kali kerajaan Islam Banjar berdiri pada tahun ….
a. 1524 M                                b. 1525 M
c. 1526 M                                d. 1527 M
5. Raja yang pertama memimpin kerajaan Islam Banjar adalah ….
a. Sultan Rahmatullah             b. Sultan Suriansyah
c.  Sultan Hidayatullah           d. Sultan Musta’in Billah
6. Nama asli sunan Gresik adalah ….
            a. Syarif Hidayatullah             b. Raden Ali Rahmatullah
            c. Maulana Malik Ibrahim       d. Raden Syahid
7. Berikut ini adalah raja-raja kerajaan Islam Banjar, kecuali ….
a. Sultan Rahmatullah             b. Sultan Suriansyah
c. Sultan Hidayatullah                        d. Sultan Hasanuddin
8. Salah satu prinsip yang dibawa  Islam datang ke Indonesia adalah ….
a. Perdamaian                          b. Kekerasan
c. Peperangan                          d. Pemaksaan
9.  Kerajaan Islam yang pertama kali ada di Nusantara adalah ….
a. Kerajaan Kutai                    b. Kerajaan Kartanegara
c. Kerajaan Samudra Pasai      d. Kerajaan Sriwijaya
10. Berikut ini adalah Raja-raja Maluku yang masuk Islam, kecuali ….
a. Raja Ternate                        b. Raja Tidore
c. Raja Jailolo                          d. Raja Fir’aun

KUNCI JAWABAN
1. A     2. B
3. B     4. C
5. B     6. C
7. D     8. A
9. C     10. D


B. Essay
1. Jelaskan secara singkat awal masuknya Islam ke Indoneisa!
2. Sebutkan cara-cara masuknya Islam ke Indonesia!
3. Menapa Islam datang ke Indonesia dapat diterima dengan baik oleh bangsa Indonesia?
4. Sebutkan orang-orang yang melakukan gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa!
5. Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga jalur. Sebutkan tiga jalur tersebut!

KUNCI KATA

1. Awal masuknya Islam ke Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.

2. Cara-cara masuknya Islam ke Indonesia, yaitu:                                                                  1.  Perdagangan
            2.  Kultural
            3. Pendidkan
            4. Kekuasaan Politik.

3. Islam datang ke Indonesia dapat diterima dengan baik oleh bangsa Indonesia kerana Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.

4. orang-orang yang melakukan gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa, yaitu:
            1. Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
            2. Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
            3. Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)
            4. Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
            5. Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
            6. Sunan Drajat
            7. Syarif Hidayatullah
            8. Sunan Kudus
            9. Sunan Muria dll.
5. Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga jalur, yaitu:
            1. Jalur pertama melalui Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai.
            2. Jalur kedua Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa.
            3. Jalur ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang terkenal saat itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.



DAFTAR PUSTAKA


Ali, K. Sejarah Islam; Tarikh Pramodern. Jakarta:  Sri Gunting, 1997.
Hasymi, A. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1989.
Meriya, Abu, H. Sejarah Islam.  Jakarta: Mutiara, 1982.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar