Daftar Blog Saya

Selasa, 22 Mei 2012

Seluk Beluk Keluarga


BAB I
SELUK BELUK KELUARGA

A.      Definisi dan Istilah Dalam Keluarga
Definisi keluarga dikemukakan oleh beberapa ahli :
1.    Reisner (1980)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek.
2.    Logan’s (1979)
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa komponen yang saling berinteraksi satu sama lain.
3.    Gillis (1983)
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai arti sebagaimana unit individu.
4.    Duvall
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota.
5.     Bailon dan Maglaya
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya. Ada beberapa istilah dalam keluarga, yaitu  :

1.         Keluarga Sejahtera
Keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang Esa, memiliki hubungan serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN (1996), tahapan keluarga sejahtera terdiri dari:
Prasejahtera :
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal atau belum seluruhnya terpenuhi seperti: spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB.
Sejahtera I :
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.
Sejahtera II :
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan social psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi
Sejahtera III :
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat atau kepedulian sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan materi, dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat
Sejahtera III plus :
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan, dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan atau memiliki kepedulian social yang tinggi.
2.         Kualitas keluarga
Kondisi keluarga yang mencakup aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, social budaya, kemandirian keluarga, dan mental spiritual serta nilai-nilai agama yang merupakan dasar untuk mencapai keluarga sejahtera.
3.        Kemandirian keluarga
Sikap mental dalam hal berupaya meningkatkan kepedulian masyarakat dalam  pembangunan, mendewasakan usia perkawinanan, membina dan meningkatkan ketahanan keluarga, mengatur kelahiran dan mengembangkan kualitas dan keejahteraan keluarga, berdasarkan kesadaran dan tanggungjawab. Ketahanan Keluarga Kondisi dinamik sebuah keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik-material dan psikis-mental spiritual guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.
B.       Tipe/Bentuk Keluarga
1.    Tradisional
·      Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak (keluarga inti)
·      Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
·      Keluarga usila atau Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
·      Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena mengejar karier/pendidikan yang terjadi pada wanita.
·      Keluarga yang terdiri dari dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah, seperti nuclear family disertai: paman, tante, orang tua (kakek-nenek), keponakan.
·      Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
·      Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pad saat ”weekend”.
·      Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
·      Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar mandi, televisi, telepon,dll)
·      Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
·      Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal mati)
2.    Non-Tradisional
·      Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
·      Keluarga dengan orang tua tiri.
·      Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
·      Keluarga yang hidup bersamaberganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
·      Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana ”marital pathners”.
·      Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu.
·      Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang saling merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk sexsual dan membesarkan anak.
·      Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
·      Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
·      Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
·      Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
C.      Struktur dan Fungsi Keluarga
 Struktur dan fungsi merupakan hal yang berhubungan erat dan terus menerus  berinteraksi satu sama lain. Struktur didasarkan pada organisasi, yaitu perilaku anggota keluarga dan pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat bersifat kompleks, misalnya seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dll yang semua itu mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola hubungan itu akan membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga. Struktur keluarga dapat diperluas dan dipersempit tergantung dari kemampuan dari keluarga tersebut untuk merespon stressor yang ada dalam keluarga. Struktur keluarga yang sangat kaku atau sangat fleksibel dapat mengganggu atau merusak fungsi keluarga.
Fungsi keluarga yang berhubungan dengan struktur:
a.         Struktur egalisasi : masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam menyampaikan pendapat (demokrasi)
b.        Struktur yang hangat, menerima dan toleransi
c.         Struktur yang terbuka, dan anggota yang terbuka : mendorong kejujuran dan kebenaran (honesty and authenticity)
d.        Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung pada peraturan
e.         Struktur yang bebas : tidak adanya aturan yang memaksakan (permisivenes)
f.         Struktur yang kasar : abuse (menyiksa, kejam dan kasar)
g.        Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman)
h.        Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress emosional)
D. Tahap Perkembangan Keluarga
Didalam keluarga juga terdapat perkembangan dengan Tahapan perkembangan keluarga seperti  :
a. Pasangan baru (keluarga baru)
v  Membina hubungan dan kepuasan bersama
v  Menetapkan tujuan bersama
v  Mengembangkan keakraban
v  Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok sosial
v  Diskusi tentang anak yang diharapkan
b. Child bearing (menanti kelahiran)
v  Persiapan untuk bayi
v  Role masing-masing dan tanggung jawab
v  Persiapan biaya
v  Adaptasi dengan pola hubungan seksual
v  Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua
c. Keluarga dengan anak pra-remaja
v  Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga
v  Merencanakan kelahiran anak kemudian
v  Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga
d. Keluarga dengan anak sekolah
v  Menyediakan aktivitas untuk anak
v  Biaya yang diperlukan semakin meningkat
v  Kerjasama dengan penyelenggara kerja
v  Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan
v  Sistem komunikasi keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
v  Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda
v  Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga
v  Mencegah adanya gap komunikasi
v  Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
v  Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber
v  Penataan kembali tanggung jawab antar anak
v  Kembali suasana suami istri
v  Mempertahankan komunikasi terbuka
v  Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan menantu
g. Keluarga dengan usia pertengahan
v  Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
v  Tanggung jawab semua tugas rumah tangga
v  Keakraban pasangan
v  Mempertahankan kontak dengan anak
v  Partisipasi aktivitas sosial
h. Keluarga dengan usia lanjut
v  Persiapan dan menghadapi masa pensiun
v  Kesadaran untuk saling merawat
v  Persiapan suasana kesepian dan perpisahan
v  Pertahankan kontak dengan anak cucu
v  Menemukan arti hidup
v  Mempertahankan kontak dengan masyarakat


BAB II
KESIMPULAN

Keluarga adalah satuan unit terkecil yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang merupakan sistem sosial yang saling bergantung dan kumpulan yang saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Tipe keluarga terbagi 2 yaitu keluarga tradisional dan keluarga non- tradisional. Struktur dalam keluarga termasuk struktur peran yang harus dijalani oleh setiap individu sesuai dengan perannya. Peran ayah, ibu dan anak berbeda satu dengan yang lainnya meskipun dapat dilakukan secara bersama-sama. fungsi didalam keluarga antara lain fungsi afektif dan koping, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi fisik Keluarga dipandang sebagai sistem sosial terbuka yang ada dan berinteraksi dengan sistem yang lebih besar. Didalam keluarga juga terdapat pengelolaan yaitu, Perencanaan, Operasional, Organisasi, Koordinasi, Pengendalian dan pengawasan, Penganggaran. Jadi, Keluarga merupakan sistem terbuka yang dapat berkembang sesuai dengan fungsinya sebagai keluarga yang dapat diterima didalam lingkungan social.
DAFTAR PUSTAKA

Syaripudin, Tatang. (2008). Pedagogik Teoritis Sistematis. Percikan Ilmu: Bandung.
Ahmadi, Abu. (2002). Psikologi Sosial. Rineka Cipta: Jakarta.
Masngudin Hms. (2008). Kenakalan Remaja Sebagai Perilaku Menyimpang Hubungannya Dengan Keberfungsian Sosial Keluarga. Kasus Di Pondok Pinang Pinggiran Kota Metropolitan Jakarta.
http://www.depsos.go.id/Balatbang/Puslitbang%20UKS/2004/Masngudin.htm[15 Desember 2008]
Meda Wahini. (2008). Keluarga Sebagai Tempat Pertama Dan Utama Terjadinya Sosialisasi Pada Anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar