INTI MAULID NABI MUHAMMAD SAW
A. Meningkatkan Nilai Muhabbah Kepada Rasul
Peringatan maulid adalah sebuah kegiatan yang diselenggarakan dengan tujuan
mengagungkan, memuliakan, mengungkapkan rasa syukur dan muhabbah umat Islam
kepada Nabi Muhammad. Dalam acara itu masyarakat berkumpul di suatu tempat,
untuk membaca dan mendengarkan sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW. Yang
tertulis di sebuah kitab maulid, yang kadang diselingi dengan lantunan kasidah
yang berisi pujian-pujian terhadap Rasulullah SAW. dan ceramah agama yang
sangat dibutuhkan oleh para jamaah yang hadir dalam acara itu.
Maulid atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW memang sesuatu yang agung bagi
umat Islam, karena sejak lahirnya manusia pilihan Allah di muka bumi, rahmatnya
pun tersebar merata di seluruh penjuru alam. Karena itu hari lahirnya Nabi pun
menjadi hari yang penting, sakral dan di agungkan oleh umat Islam. Dan memang
kalau kita renungkan, Islam sendiri pun mengajak kita untuk memperhatikan
hari-hari yang bersejarah dengan mengisinya dengan berbagai ibadah.
Muhabbah yaitu kecintaan kepada Allah dengan sepenuh hati dan diwujudkan
dengan ketaatan yang tulus terhadap agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Peringatan Maulid Nabi Rasul merupakan alah satu ungkapan perasaan
kecintaan terhadap Rasulullah, perasaan taat kepada baginda, senantiasa
mengingatnya, mencontoh dan berbangga dengan baginda sebagaimana Allah bangga
terhadap baginda karena Allah memuji akan baginda di dalam Al Qur’an.
y7¯RÎ)ur 4n?yès9 @,è=äz 5OÏàtã
ÇÍÈ
Artinya: “dan Sesungguhnya
kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.
Tahap kecintaan kepada Rasulullah SAW, merupakan antara pengukur kepada
tahap kesempurnaan keimanan antara seseorang mukmin dengan seorang mukmin yang
lain. Dalam sebuah hadits sahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim,
Rasulullah SAW telah bersabda, Tidak sempurna iman kamu sehingga aku lebih dicintainya
melebihi cintamu kepada anak, ibu, bapak dan manusia seluruhnya. Dalam sebuah
hadits lain yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “tidak
sempurna iman kamu sehingga kamu lebih dicintai dari pada diri kamu sendiri.
Dan Sayyidina Umar berkata, “Ya Rasulullah aku mencintaimu lebih dari diriku
sendiri”. Kesempurnaan iman seseorang itu amat bergantung pada kecintaannya
terhadap Rasulullah SAW dan para Malaikat senantiasa memuji baginda sebagaimana
yang dimaksudkan di dalam ayat Al Qur’an:
4$pkr'¯»t úïÏ%©!$#
(#qãZtB#uä (#q=|¹
Ïmøn=tã (#qßJÏk=yur $¸JÎ=ó¡n@ ÇÎÏÈ
Artinya: “Hai
orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam
penghormatan kepadanya. (QS Al Azab: 56).
Ayat ini saja menjadi bukti bahwa kualitas iman seseorang itu bergantung
kepada yang dizahirkan melalui salawat kepada Nabi SAW.
Untuk mencintai Nabi SAW, yang harus kita bayangkan bukan citra fisiknya,
tetapi keagungan kepribadiannya. Pertama-tama belajarlah menggabungkan diri
kita secara rohaniah dengan Rasulullah SAW., para nabi, dan orang-orang shaleh.
Seperti firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surah An Nisa ayat 69.
`tBur ÆìÏÜã ©!$# tAqߧ9$#ur y7Í´¯»s9'ré'sù yìtB tûïÏ%©!$# zNyè÷Rr& ª!$# NÍkön=tã z`ÏiB z`¿ÍhÎ;¨Y9$# tûüÉ)ÏdÅ_Á9$#ur Ïä!#ypk¶9$#ur tûüÅsÎ=»¢Á9$#ur 4 z`Ý¡ymur y7Í´¯»s9'ré& $Z)Ïùu .
Artinya: dan Barang siapa
yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan
orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu: Nabi-nabi, Para
shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka
Itulah teman yang sebaik-baiknya.
B. Meningkatkan Ingin Mencontoh Perbuatan
Rasul
Perbuatan-perbuatan yang dilakukan Rasulullah SAW merupakan perbuatan yang
mulia yang harus kita contoh. Oleh karena itu kita harus banyak belajar tentang
perbuatan-perbuatan apa saja yang dilakukan Rasul. Kesungguhan kita untuk
senantiasa mencontoh akhlak rasululllag yang terpuji merupakan salah satu cara
untuk meraih derajat kemuliaan di sisi Allah. Sungguh Muhammad SAW adalah
seorang Nabi dan sekaligus Rasul yang diutus-Nya untuk menyempurnakan akhlak.
Nabi Muhammad SAW sendiri merupakan figur pribadi yang bersih tubuhnya,
bersih fikirannya, bersih ucapannya, dan juga bersih hatinya. Tutur kata beliau
penuh makna dan jauh dari kesia-siaan. Sikap dan penampilan beliau juga
senantiasa rapi, bersih dan bersahaja. Di sinilah urgensi contoh Rasulullah SAW
yang senantiasa memelihara kebersihan dirinya. Di bawah ini akan disebutkan
bahwa perbuatan-perbuatan yang dilakukan Rasulullah SAW dibagi menjadi dua
macam, yaitu perbuatan-perbuatan jibiliyah dan perbuatan-perbuatan selain
jibiliyah.
C. Meningkatkan Syiar Islam
Maulid adalah salah satu momentum untuk kita semua meningkatkan syiar
Islam, terutama bagi saudara-saudara kita yang masih belum mendapat hidayah
dari Allah SWT, karena dengan banyaknya siraman rohani masyarakat akan lebih
sadar akan kehidupan dan mengurangi kemaksiatan. Perayaan maulid Nabi
diperkenalkan oleh Abu Said Al Qakburi, seorang Gubernur Irbil, di Irak, pada
masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al Ayyubi (1138-1193). Tujuannya adalah
untuk membangkitkan kecintaan kepada ANbi Muhammad SAW, serta meningkatkan
semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam perang salib
melawan pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem.
D. Meningkatkan Silaturahmi dengan Tujuan
Mengokohkan Persatuan dan Kesatuan Umat
Menjalin silaturahmi banyak dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
dikemas berupa peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Di mana dalam acara
peringatan maulid ini hadir tokoh-tokoh agama, selain itu juga hadir dari
berbagai kalangan, sehingga akan terjalin silaturahmi antar tokoh agama dengan
berbagai kalangan yang hadir tersebut.
Silaturahmi adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT.
Dengan hubungan silaturahmi maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik,
bagaimanapun besarnya umat Islam secara kuantitatif sama sekali tidak ada
artinya bila di dalamnya tidak ada persatuan dan kerjasama untuk taat kepada
Allah. Oleh sebab itu silaturahmi sangat penting demi terciptanya persatuan dan
kesatuan umat.
ö@ygsù óOçFø|¡tã bÎ)
÷Läêø©9uqs? br&
(#rßÅ¡øÿè?
Îû
ÇÚöF{$# (#þqãèÏeÜs)è?ur
öNä3tB$ymör& ÇËËÈ
Artinya: “Maka Apakah
kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan
memutuskan hubungan kekeluargaan?
Selain itu dengan menjalin silaturahmi bisa juga sebagai ajang untuk
mencairkan kebekuan hari akibat “rasa kesal” dan “rasa benci”. Bukankah Nabi
Muhammad SAW melarang kita untuk mendiamkan saudara kita lebih dari tiga hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar